HINDU SOPOYONO: Penghormatan atas Kemerdekaan, Cinta Tanah Air dan Bela Negara di Dalam Ajaran Hindu
OM SVASTI ASTU - SELAMAT DATANG DI SOPOYONO BLOGSPOT
“Aku hendak membagikan apa yang kudengar – itupun jika kau mengizinkan!”

Jumat

Penghormatan atas Kemerdekaan, Cinta Tanah Air dan Bela Negara di Dalam Ajaran Hindu

Hari Ini Kita memperingati Kemerdekaan Indonesia, kita sebagai orang yang beragama perlu juga kita kaji dari agama bagaimana agama yang dianut seseorang mengajarkan penghormatan atas kemerdekaan Negara,cinta tanah air dan bela negara.

Cinta tanah air ialah perasaan cinta terhadap bangsa dan negaranya sendiri.  Cinta Tanah Air merupakanpengalaman dan wujud dari sila Persatuan Indonesia yang dapat diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari di keluarga, sekolah dan masyarakat.

Cinta tanah air adalah sama saja rela berkorban demi kepentingan Negara. Memajukan kehidupan bangsa, mencerdaskan diri demi ikut berpartisipasi dalam rangka proses pembangunan tanah air atau negaranya dari Negara yang kecil, berkembang sampai menjadi Negara yang maju. Menghayati arti dari cinta tanah air memanglah bukan masalah yang mudah, perlu kesabaran dan kerendahan hati untuk menjalankan hal tersebut, dikarenakan banyak ancaman dan tantangan yang dapat datang dari mana saja, baik itu dalam diri kita maupun dari luar diri kita, baik itu datang dari dalam negri maupun datang dari luar negri, tetapi asal kita mempunyai tekad yang kuat untuk mencintai tanah air kita tanah air Indonesia dengan sepenuh hati, pastilah kita akan di mudahkan oleh yang Maha Kuasa dalam segala halnya terutama dalam tindakan yang positif. Perlu diingat bahwa mencintai dan menjaga tanah air Indonesia negaranya sendiri dengan sepenuh hati adalah bentuk perbuatan yang merupakan bagian dari sradha (iman).


Konsep bela negara dapat diartikan secara fisik dan non-fisik, secara fisik dengan mengangkat senjata menghadapi serangan atau agresi musuh, secara non-fisik dapat didefinisikan sebagai segala upaya untuk mempertahankan Negara dengan cara meningkatkan rasa nasionalisme, yakni kesadaran berbangsa dan bernegara, menanamkan kecintaan terhadap tanah air, serta berperan aktif dalam memajukan bangsa dan negara

Lalu bagaimana konsep cinta Tanah  Air dan Bela Negara yang terdapat didalam ajaran Hindu  yang diharapkan  dilaksanakan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara?

penghormatan atas kemerdekaan dan Cinta Tanah Air
Mata bhumih putro aham prthivyah “. [Ath.V.XII.1.12]
Artinya:
Bumi ini adalah Ibu dan kami adalah putranya.

” Bandhur no mata prthivi mahiyam
Dyaur nah pita janita nabhirarta “. [Ath.V.XII.10.12]
Artinya:
Bumi yang luas ini adalah Ibu dan kerabat kami, langit adalah ayah, pelindung, asal dan pusat kelahiran kami. 

Namo matre prthivyai “. [Y.V.IX.22]
Artinya :
Kami menghormati Ibu Pertiwi. 

” Arcan anu svarajyam “. [R.V.I.80.1]
Artinya :
Selalu memberikan penghormatan kepada kemerdekaan.
 
” Imayas tisrah prthivistasam ha bhumir uttama”.[Ath.V.VI.21.1]
Artinya :
Tanah Air adalah negeri tercinta yang utama di bumi ini.

Bela Negara melalui disiplin dan kerja keras

” Vayam rastre jagryama porohitah “.[Y.V.IX.23]
” Vayam tubhyam balihrtah syama “.[Ath.V.XII.1.2]
Artinya :
Semoga kami waspada menjaga dan melindungi bangsa dan negara kami. Semoga kami dapat mengorbankan hidup kami untuk kemuliaan bangsa dan negara kami.

Janam bibhrati bahudha mimasacam
Nana dharmanam prthivi yatokasam
Sahastram dhana dravinasya me duham
Dhruveva dhenur anapaspuranti “.[Ath.V.XII.1.45]
Artinya :
” Bekerjalah untuk tanah air dan bangsamu dengan berbagai cara. Hormatilah cita-cita bangsamu. Ibu Pertiwi sebagai sumber mengalirnya sungai kemakmuran dengan ratusan cabang. Hormatilah tanah airmu seperti kamu memuja Tuhan. Dari jaman abadi Ibu Pertiwi memberikan kehidupan kepadamu semua,karena itu Anda berhutang kepada-Nya “.

Svah karya madya kurvita
Purvahne caparahnikam
Iti pratiksate me mrtyuh
Kratam vapyakrtam tatha “.[ Smc.364 ]
Artinya :
” Janganlah bersenang-senang selalu, yang harus dikerjakan esok kerjakanlah sekarang, yang harus dikerjakan petang kerjakanlah pagi itu juga, karena sang maut tidak peduli menunggu apakah pekerjaanmu sudah selesai atau belum? “. 

” Na rte srantasya sakhyaya devah “.[Rg.V.V.33.11]
Artinya :
” Tuhan hanya mengawani mereka yang giat bekerja “. 

Selanjutnya, Rg Veda VII.2.18 menyatakan :

” Icchanti devah sunvantam
na svasnaya sprhanyanti
yanti pramadam atandrah “
Artinya :
” Tuhan merestui orang-orang yang berkorban Ia tidak suka kepada penidur dan malas serta akan menghukum orang-orang yang lalai (tidak disiplin) menjadi gelisah “.
Demikianlah sikap mental dan jiwa juang itu dilaksanakan demi pengabdian sucinya dalam wujud ketaatan hukum, kesadaran cinta tanah air dan bela negara melalui disiplin dan kerja keras sesuai petunjuk Veda.

4 . Dalam rangka meningkatkan kerukunan hidup menuju perdamaian dalam kehidupan bernegara, maka ajaran Tri Hita Karana harus diamalkan dalam kehidupan sehari – hari secara nyata, yang meliputi :
a. Hubungan manusia dengan Sang Pencipta dalam wujud bhakti yang murni.
b. Hubungan manusia dengan sesama warga negara dan atau sesama umat manusia dalam wujud kebersamaan / persatuan sejati.
c. Hubungan manusia dengan lingkungan secara harmoni. 

Hubungan manusia dengan Tuhan hendaknya dilandasi oleh kesadaran bahwa ” Tuhan adalah kebenaran pengetahuan yang tak terbatas (Sat Citta Ananda Brahman) dan Ia adalah dari mana semua ini berasal (Janmadhyasyah yatah)”, sebagaimana diungkapkan di dalam kitab Maha Nirvana Tantra dan Brahma Sutra I.1.2. sehubungan dengan itu terdapat dua buah sloka yang menarik di dalam kitab suci Bhagawad Gita pada adhyaya XI sloka 55 dan XVIII.65 yang berbunyi :
Mat-karma krn mat-paramo
mad-bhaktah sanga-varjitah,
nirvairah sarva-bhutesu
yah sa mam eti pandava.”
Artinya:
Yang bekerja Bagi-Ku, menjadikan Aku tujuannya berbakti kepada-Ku tanpa kepentingan pribadi tiada bermusuhan terhadap segala insani dialah yang datang kepada-Ku, oh Pandawa

Man-mana bhava mad-bhakto
mad-yaji mam namaskuru,
mam evaisyasi satyam te
pratijane priyo si me.”
Artinya :
Pusatkan pikiranmu pada-Ku, berbakti pada-Ku bersujud pada-Ku, sembahlah Aku
engkau akan tiba pada-Ku, Aku berjanji setulusnya padamu sebab engkau Ku-kasihi 

Hubungan manusia dengan sesama manusia/warga bangsa hendaknya mengarah kepada kerukunan, persatuan dan persatuan baik dalam cita-cita, pikiran maupun sikap dalam menghadapi masalah bangsa dan negara menuju kebahagiaan perdamaian yang kekal. Kitab suci Rg Veda X.191.sloka 2 dan 3 menyatakan :
Sam gacchadhvam sam vadadhvam
sam vo manamsi janatam
Deva bhagam yatha purve
Samjanana upasate.”
Samano mantrah samitih samani
samanam manah saha cittam esam
Samanam mantram abhi mantraye
yah samanena vo havisa juhomi.”
Artinya :
” Wahai manusia, berjalanlah kamu seiring, berbicara bersama dan berfikirlah kearah yang sama, seperti para Deva dahulu membagi tugas mereka, begitulah mestinya engkau menggunakan hakmu.”
” Berkumpullah bersama berfikir kearah satu tujuan yang sama, seperti yang telah Aku gariskan. Samakan hatimu dan satukan pikiranmu, agar engkau dapat mencapai tujuan hidup bersama dan bahagia. “
Selanjutnya mengenai hubungan manusia dengan alam lingkungan hidupnya (alam semesta ini) hendaknya dilandasi oleh kesadaran bahwa seluruh alam ini berasal dari Tuhan dan diberi makan oleh Tuhan Yang Maha Sempurna sebagaimana dinyatakan dalam Atharwa Veda X.8.29 dengan kalimat : ” Purnat purnam udacati purnanena vasisyate “. Demikianlah manusia harus menyadari bahwa dirinya merupakan suatu kesatuan dengan alam semesta ini dalam Tuhan. Kitab Isa Upanisad sloka 6 menyatakan :
Yas tu sarvani bhutani atmanyevanupasyati
sarva bhutesu catmanam tato na vijugupsate.”
Artinya :
” Dia yang melihat semua mahluk pada dirinya (Atman) dan dirinya (Atman) sendiri pada semua mahluk, Dia tidak lagi melihat adanya sesuatu perbedaaan dengan yang lain.” 

Kebenaran Tuhan akan dimunculkan kepadanya bila dia mengerti kebenaran pada mahluk lain sesuai entitasnya, sehingga dengan kesadaran itu dia siap mengorbankan dirinya sendiri melalui cinta kasih yang tulus. Bila manusia telah diliputi sinar cinta kasih maka aspek negatif dari keterpisahan dirinya dengan orang / mahluk lain, bukan lagi merupakan persaingan atau konflik melainkan akan mengarah kepada simpati dan kerjasama yang harmonis.

Simpati dan kerjasama yang harmonis akan mewujudkan kerukunan sejati dan kedamaian dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara di tengah alam semesta yang maha luas ini.

Akhirnya setiap orang dengan sadar akan berdoa kepada Tuhan sebagaimana disuratkan di dalam kitab suci Veda.
“Dyauh santir antariksam santih
prthivi santir apah santir osadhayah santih,
vanaspatayah santir visve devah santir
brahma santih sarvam santih
santir eva santih sa ma santir edhi.” [ Yajur Veda.XXXVI.17 ]
Artinya :
” Semoga ada kedamaian di langit, di udara yang meliputi bumi (atmosfir) dan di atas bumi, semoga air, tumbuh-tumbuhan dan tanam-tanaman menjadi sumber kedamaian untuk semuanya. Semoga semua para Dewa dan Tuhan Yang Maha Esa menganugrahkan kedamaian pada kami. Semoga terdapat kedamaian (ketentraman) dimana-mana. Semoga kedamaian itu datang kepada kami.” 

sumber: mertamupu