HINDU SOPOYONO: KANDA PAT DAN GELOMBANG OTAK
OM SVASTI ASTU - SELAMAT DATANG DI SOPOYONO BLOGSPOT
“Aku hendak membagikan apa yang kudengar – itupun jika kau mengizinkan!”

Jumat

KANDA PAT DAN GELOMBANG OTAK

Teknik berdasarkan Tantra ini banyak diterapkan di Masyarakat Hindu Dharma di Jawa dan Bali.

Tantra bukan untuk memperoleh ilmu-ilmu gaib, magis, kesaktian-kesaktian dan lain sebaginya. Tantra untuk memperoleh ketenangan, ketentraman, kedamaian. Untuk lebih jelasnya, tantra untuk mencapai tingkat Samadhi. Di Jawa dikenal dengan Sedulur Papat Pancer Lima, dan di Bali disebut KANDA PAT.

Kanda Pat merupakan salah satu cara peralihan mental Kundalini yang diterapkan di Jawa dan Bali. Kanda Pat adalah Empat Teman: Kanda = teman, Pat = empat, yaitu kekuatan-kekuatan Hyang Widhi yang selalu menyertai roh (Atman) manusia sejak embrio sampai meninggal dunia mencapai Nirwana. Menurut Kitab Suci Lontar Tutur Panus Karma, nama-nama Kanda Pat berubah-ubah menurut keadaan/ usia manusia:
1.Namanya selalu berubah sesuai dengan pertumbuhan manusia, karena pengaruh Panca Indria kepada Roh/ Atma juga berubah-ubah. Jadi nama yang berubah untuk memberi batasan pada masing-masing tingkat kekuatan pengaruh panca indria sejalan dengan pertumbuhan manusia. Panca Indria dapat menyebabkan keterikatan atman oleh karena itu atman perlu dilindungi. Yang bisa membantu manusia melindungi dirinya dari godaan panca indria adalah Kandapat.
2.Jika jalinan/ hubungan manusia dengan Kandapat terhambat atau bahkan tidak ada hubungan sama sekali, maka perlindungan Kandapat-pun berkurang atau tidak ada. Orang-orang kebathinan biasanya mulai dengan menguatkan Kandapatnya ini dengan cara selalu ingat dan membagi suka/ duka dengannya. Jika sudah dekat, Kandapat bisa jadi Guru dan penuntun karena pada hakekatnya Kandapat itu juga Manifestasi Hyang Widhi.

Kandapat adalah manifestasi Brahman (Hyang Widhi) yang Esa; jadi ia akan selalu ada dan selalu sama pada penjelmaan-penjelmaan manusia berikutnya.


Usia Manusia
Kanda 1
Kanda 2
Kanda 3
Kanda 4
Kandapat Rare:
Embrio
Karen
Bra
Angdian Lembana

Kandungan 20 hari
Anta
Prata
Kala
Dengen

Kandungan 40 minggu
Ari-ari
Lamas
Getih
Yeh-nyom

Lahir, tali pusar putus
Mekair
Salabir
Mokair
Selair

Kandapat Bhuta: Bayi bisa bersuara
Anggapati
Prajapati
Banaspati
Banaspatiraja

Kandapat Sari: 14 tahun
Sidasakti
Sidarasa
Maskuina
Ajiputrapetak
Bercucu :
Podgala
Kroda
Sari
Yasren
Kandapat Atma: Meninggal dunia
Suratman
Jogormanik
Mahakala
Dorakala

Kandapat Dewa: Manunggal (Moksa)
Siwa
Sadasiwa
Paramasiwa
Suniasiwa

Bagan di atas dapat juga dibaca terbalik dengan pengertian sebagai berikut:
Hyang Widhi mewujudkan diri menjadi empat manifestasi, kemudian keempatnya itu yaitu:
  • Hyang Siwa selanjutnya mewujudkan dirinya menjadi ari-ari
  • Hyang Sadasiwa mewujudkan diri sebagai lamas
  • Hyang Paramasiwa mewujudkan diri menjadi getih, dan
  • Hyang Suniasiwa mewujudkan diri menjadi Yeh-nyom.
Bentuk-bentuk KandaPat yang dapat dilihat dan diraba secara nyata adalah ari-ari, lamas, getih dan yeh-nyom. Setelah mereka dikuburkan (segera setelah bayi lahir) maka perubahan selanjutnya adalah abstrak (tak berwujud) namun dapat dirasakan oleh manusia yang kekuatan bathinnya terpelihara.

Keempat teman yang abstrak ini menyertai terus sampai manusia mati dan rohnya menghadap ke Hyang Widhi. Mereka juga menjaga dan melindungi roh, serta mencatat sejauh mana atman (roh) terpengaruh oleh indria keduniawian.
Semua pengalaman hidup di record oleh Sang Suratman yang dahulu berbentuk ari-ari. Inilah catatan subha dan asubha karma yang menjadi penilaian dan pertimbangan kesucian roh untuk menentukan tercapainya moksa (bersatunya atman-brahman) ataukah samsara (menjelma kembali). Kandapat ada dalam diri/ tubuh manusia, namun ketika tidur, kandapat keluar dari tubuh masuk ke Dunia Batin. Maka mereka perlu dibuatkan tempat suci/pelinggih berupa "pelangkiran" di kamar tidur, tempat bersemayamnya kanda pat ketika kita tidur pulas. Dunia Batin diwujudkan dalam bentuk “pelangkiran” atau ruang suci.

PELANGKIRAN
Pelangkiran berasal dari kata "langkir" artinya tempat memuja; yang malinggih di pelangkiran kamar tidur adalah Sang Kanda Pat yaitu : kekuatan Ida Sanghyang Widhi Wasa yang senantiasa menyertai diri kita sejak di kandungan sampai mati bahkan sampai Atman kita menghadap Sang Pencipta.

Mereka adalah :
1. Yeh Nyom yang menjadi Bhuta Anggapati berkedudukan di kulit.
2. Darah yang menjadi Bhuta Prajapati berkedudukan di darah.
3. Ari-ari yang menjadi Bhuta Banaspati berkedudukan di daging.
4. Lamas yang menjadi Bhuta Banaspatiraja berkedudukan di urat.

Dalam lontar "Aji Maya Sandhi" disebutkan ketika manusia sedang tidur maka Kanda Pat itu keluar dari tubuh manusia dan bergentayangan, ada yang duduk di dada, di perut, di tangan dsb. sehingga mengganggu tidur manusia; oleh karena itu perlu dibuatkan pelangkiran untuk stananya agar mereka dapat melaksanakan tugas sebagai "penunggu urip".

Jika itu dilaksanakan maka manusia akan tidur dengan tenang dan nyenyak karena sudah ada yang menjaga dari segala bentuk gangguan roh jahat. Di dalam pelangkiran itu letakkan tegteg daksina sebagai linggih mereka berempat, dan setiap purnama diperbaharui.

KANDA PAT => GELOMBANG OTAK.
Gelombang Otak ada empat yaitu : Beta, Alfa, Theta, dan Delta adalah komponen pembentukan kesadaran kita. Keempat gelombang itu terpancar dalam satu jalinan komposisi rimit yang menentukan kondisi kesadaran kita dalam suatu saat. Gelombang Otak merupakan teman manusia sejak embrio sampai manusia mati sama halnya dengan Kandapat.
Otak kita setiap saat menghasilkan impuls-impuls listrik. Aliran listrik ini, yang lebih dikenal sebagai KandaPat atau Gelombang Otak. Impuls-impuls listrik ini dapat diukur dua cara yaitu amplitude dan frekuensi. Amplitudo adalah besarnya daya impuls listrik yang diukur dalam satuan micro volt. Frekuensi adalah kecepatan emisi listrik yang diukur dalam cycle per detik, atauy hertz. Frekuensi inpuls menentukan jenis gelombang otak yaitu: Beta, Alfa, Theta atau Delta. Jenis atau kombinasi gelombang otak menentukan kondisi kesadaran pada suatu saat.

Pola Gelombang Otak
Setiap orang punya gelombangnya otak yang unik dan selalu konsisten. Keunikan itu tampak pada komposisi ke empat jenis gelombang pada saat tertentu. Komposisi telombang otak itu menentukan tingkat kesadaran seseorang, misalnya saat meditasi kita dapat secara sadar mengatur jenis gelombang otak mana yang ingin kita hasilkan.

Beta
Beta adalah gelombang otak yang frekuensinya paling tinggi (beta rendah 12-15 Hz, beta 16-20 Hz, dan beta tinggi 21-40 Hz) yang dihasilkan dari proses berpikir secara sadar.
Kita menggunakan beta untuk berpikir, berinteraksi, dan menjalani kehidupan sehari-hari.

Alfa
Alfa adalah jenis gelombang yang frekuensinya sedikit lebih lambat dibandingkan beta, yaitu 8-12 Hz.
Alfa berhubungan dengan kondisi pikiran yang rileks dan santai. Dalam kondisi alfa, pikiran dapat melihat gambaran mental secara sangat jelas dan dapat merasakan sensasi dengan lima indra dan apa yang terjadi atau dilihat semuanya hanya dalam pikiran. Alfa adalah pintu gerbang bawah sadar.

Pada tahun 60-an dan 70-an, alfa sangat popular dan diklaim sebagai gelombang otak paling penting, yang merupakan kunci untuk mencapai kesadaran yang lebih tinggi. Seiring dengan penelitian menggunakan alat lebih canggih micro technology modern oleh banyak pakar terkemuka bahwa alfa bukanlah gelombang terpenting.

Manfaat alfa yang utama adalah sebagai jembatan penghubung antara pikiran sadar dengan bawah sadar. Alfa memungkinkan kita untuk menyadari keberadaan mimpi dan keadaan meditasi terdalam yang kita capai. Tanpa alfa, kita tidak dapat mengingat saat terbangun dari mimpi dan meditasi yang sangat dalam atau selesai bermeditasi.

Theta
Theta adalah gelombang otak pada frekuensi 4-8 Hz, yang dihasilkan oleh pikiran bawah sadar, muncul saat kita bermimpi. Jadi gelombang inilah yang membaca rekaman dari KandaPat (alam bawah sadar kita). Bawah sadar juga merekam materi yang berasal dari kreativitas yang ditekan atau tidak diberi kesempatan untuk muncul ke permukaan dan materi psikologis yang ditekan. Meski kita dapat masuk ke theta dan membaca rekaman bawah sadar, bila tidak dibantu oleh gelombang alfa dan beta, semua data tidak dapat dikenali oleh pikiran sadar. Jadi semua data yang berhubungan emosi, baik itu emosi positif maupun negative, tersimpan dalam pikiran bawah sadar. Emosi-emosi negative yang tidak teratasi dengan baik, setelah masuk ke pikiran bawah sadar, akhirnya menjadi beban psikologis yang menghambat kemajuan diri seseorang.
Bila kita berhasil masuk ke kondisi theta, ktia akan megnalami kondisi meditative yang sangat dalam. Semua pengalaman meditative yang selama ini dicari oleh orang yang melakukan praktik meditasi, misalnya keheningan, ketenangan, kedalaman, dan puncak kebahagiaan, dirasakan di dalam theta. Theta adalah “puncak” di dalam “pengalaman puncak” serta merasakan sensasi “ah-ha”.
Saat kita ingin mengobati dan menyembuhkan tubuh atau pikiran, kita harus masuk ke theta agar dapat mencapai hasil maksimal.

Delta
Delta adalah gelombang otak yang paling lambat, pada kisaran frekuensi 0,1-4 Hz, dan merupakan frekuensi dan pikiran nirsadar.
Pada saat kita tidur lelap, otak hanya menghasilkan gelombang delta agar kita dapat istirahat dan memulihkan kondisi fisik. Pada orang tertentu, saat dating kondisi sadar, delta dapat muncul bersamaa dengan gelombang lainnya. Dalam keadaan itu, delta bertindak sebagai “radar” yang mendasari kerja intuisi, empati, dan tindakan yang bersifat insting. Delta juga memberikan kebijakan-kebijakan dengan level kesadaran psikis yang sangat dalam.
Gelombang delta sering tampak dalam diri orang yang profesinya bertujuan mengarahkan kita dalam hal waktu dan ruang. Delta berfungsi sebagai system peringatan dini untuk merasakan adanya ancaman atau bahaya.
Delta memungkinkan kita untuk “melihat” informasi yang tidak dapat ditangkap oleh pikiran sadar. Dari sudut pandang negative, delta juga dapat digunakan untuk kondisi berhati-hati yang berlebihan. Sikap hati-hati yang berlebihan, atau lebih tetap disebut dengan kepekaan, sangat berguna “membaca” kondisi emosi lingkungan sekitarnya dan berusaha mengendalikan kondisi ini demi keselamatan hidupnya.

Gelombang Beta, Alfa, Theta, dan Delta adalah komponen pembentuk kesadaran kita. Keempat gelombang itu menentukan kondisi kesadaran kita dalam suatu saat.
Kanda Pat / Gelombang Otak inilah yang selalu menolong manusia untuk memperoleh ketenangan, ketentraman, kedamaian.