HINDU SOPOYONO: Yuk… Berkenalan Dengan Bhagawadgita
OM SVASTI ASTU - SELAMAT DATANG DI SOPOYONO BLOGSPOT
“Aku hendak membagikan apa yang kudengar – itupun jika kau mengizinkan!”

Senin

Yuk… Berkenalan Dengan Bhagawadgita

Pengantar

Agama Hindu merupakan salah satu dari beberapa agama yang diakui di Indonesia. Saat ini agama Hindu ini tumbuh subur terutama di daerah Bali dan Pegunungan Tengger. Dalam mempelajari agam Hindu ini kita tidak mungkin terlepas dari dua buah kitab yang banyak memuat ajaran agama Hindu yaitu kitab Ramayana dan Mahabarata yang berasal dari India ketika zaman Weda Samhita, Weda Brahmana dan Upanishad. Namun kitab suci agama Hindu ini yang paling pokok adalah Weda.

Dalam banyak kitab yang memuat ajaran agama ini banyak disentuh unsur ketuhanan, yang mana agama Hindu mempercayai bahwa Tuhan mempunyai tiga perwujudan namun satu, yang dikenal dengan istilah Trimurti. Adapun trimurti adalah Dewa tertinggi (Iswara) yang menjadikan dan menguasai alam semesta. Trimurti ini terdiri dari Brahma yaitu dewa pencipta, Wisnu yaitu dewa pemelihara dan Siwa yaitu dewa perusak. Dari ketiga dewa ini yang paling berkuasa dan paling ditakuti adalah dewa Siwa, oleh karena itu tidaklah mengherankan bahwa Siwa dianggap maha guru atau maha dewa.


Terlepas dari itu semua kita patut memperhatikan juga fungsi dari Wisnu sebagai dewa pemelihara, dimana menurut kepercayaan agama Hindu, Wisnu yang dianggap sebagai penyelenggara dan pelindung duia digambarkan sebagai dewa yang setiap saat siap untuk membrantas semua potensi ancaman, gangguan, hambatan dan tantangan yang dapat menghancurkan dunia. Wisnu turun ke dunia ini dalam bentuk perwujudan atau yang dikenal dengan istilah “awarata”, dan dalam agama Hindu dikenal ada 10 awarata, yaitu (Lagiman, 2000, 12-13)
  1. Matsya-awarata, penjelmaan Wisnu menjadi ikan ketika menolong Manu yang hanyut dalam banjir.
  2. Kurma-awarata, Wisnu menjelma menjadi kura-kura yang berfungsi melindungi gunung Mandara sewaktu dewa mengebor tanah untuk mencari air.
  3. Waraha-awarata, Wisnu menjelma menjadi Babi hutan yang mengangkat dunia ketika tenggelam di lautan.
  4. Narasimha-awarata, Wisnu menjelma menjadi singa manusia yang membunuh raksasa.
  5. Wamana-awarata, Wisnu menjelma menjadi orang kerdil yang meminta tanah tiga langkah kepad Daitya Bali yang lalim.
  6. Parasurama-awarata, Wisnu menjelma menjadi Rama bersenjata kapak menghancurkan golongan ksatria.
  7. Rama-awarata, Wisnu menjelma menjadi Rama yang membunuh Rahwana.
  8. Krsna-awarata, Wisnu menjelma menjadi Prbu Krsna yang membantu Pandawa membunuh Kurawa.
  9. Buddha-awarata, Wisnu menjelma menjadi Buddha yang melindungi umat manusia.
  10. Kalki-awarata, Wisnu menjelma menjadi Kalki, yaitu manusia anik kuda putih dan menghunus pedang yang akan menegakkan keadilan.
Dari kesepuluh awarata tersebut ada satu yang akan kita bahas dalam makalah ini yaitu Krsna-awarata, dan mengenai hal ini banyak dibahas di dalam kitab Bhagavad Gita yang juga ditulis oleh Resi Vyasa.

Berkenalan dengan Bhagavad Gita

Seperti diketahui kitab Bhagavad Gita yang ditulis + 5000 tahun yang lalu adalah sari kitab Weda yang mengandung terutama ajaran kerohanian tentang betapa seseorang seharusnya menyembah kepada Tuhan yang maha esa serta betapa pula seharusnya manusia itu menjalankan hidupnya dengan budi pekerti luhur terhadap sesamanya dan juga terhadap mahluk ciptaan Tuhan lainnya. Pendek kata ajaran dalam Bhagavad Gita ini berisi tentang kesempurnaan hidup yang kesemuanya disampaikan dalam bentuk dialog antara Krsna dan Arjuna di medan pertempuran Kurukseta sebelum terjadi perang Bharatayuddha dimulai.

Bhagavad Gita ini diturunkan melalui utusannya yang sangat dipercaya yaitu Vyasa yang juga penulis kitab Mahabharata. Ia adlaah seorang Wiku yang sangat taat menjalankan ajaran agamanyadan pengabdiannya pada Tuhan. Bagi Vyasa yang terpenting dalam hidup ini adalah bagaimana supaya Tuhan memperkenankan dirinya sebagai alat, wahana, wadah oleh Tuhan, sehingga hidupnya senantiasa selalu berada di jalan yang dikehendaki Tuhan, Pendek kata hidupnnya benar-benar hanya pengabdian pada Tuhan yang maha esa.

Bhagavad Gita, secara singkat, merupakan kitab yang menceritakan ketika Krsna memberikan wejangan kepada Arjuna yang ketika itu sedang memimpin perang Kurukseta, namun pada waktu itu ada keraguan dalam diri Arjuna sehingga Krsna memberikan pada Arjuna suatu dorongan spiritual agar keraguan yang ada dalam diri Arjuna dapat terkikis habis. Adapun dorongan itu berupa ajaran-ajaran tentang Tuhan, tentang manusia dan bagaimana manusia seharusnya hidup dan bagaimana manusia dapat mencapai kesempurnaan hidup.

Inti Ajaran Bhagavad Gita

Bhagavad Gita untuk pertama kali disabdakan pada dewa matahari lalu dewa matahari itu menjelaskan sistem itu pada Manu (manusia pertama), lalu Manu menjelsakan pada Iksvaku. Dengan cara demikian, melalui garis perguruan, dari satu orang yang bersabda kepada orang lain yang mendengar, sistem yoga ini telah turun temurun. Tetapi untuk beberapa lama Bhagavad gita ini hilang, karena itu Krsna harus mensabdakannya kembali melalui Arjuna di medan peperangan.
Arjuna dipilih oleh Krsna karena Arjuna adalah penyembah yang dianggap kawan. Ada beberapa tingkatan dalam melihat hubungan seorang hamba dengan Tuhannya, yaitu : (Sri Srimad,2000,4)

1. Seseorang dapat menjadi penyembah dalam keadaan pasif
2. Seseorang dapat menjadi penyembah dalam keadaan aktif
3. Seseorang dapat menjadi penyembah sebagai kawan/ sahabat
4. Seseorang dapat menjadi penyembah sebagai ayah atau ibu
5. Seseorang dapat menjadi penyembah sebagai kekasih.

Bhagavad Gita adalah ajaran yang khusus dimaksudkan untuk penyembah Tuhan. Ajaran Bhagavad Gita sempat terputus dan melahirkan tiga golongan rohaniawan yaitu Jnani (orang yang tidak mengakui bentuk pribadi Tuhan), Yogi (orang yang bersemedi), dan Bhakta (seorang penyembah). Karena hal inilah maka Krsna memutuskan untuk membentuk jalur perguruan baru yang dinamakan Pramapara yang merupakan penyambungan kembali ajaran Bhagavad Gita seperti yang telah diturnkan melalui dewa matahari pada yang lainnya. Diharapkan Arjuna dapat menjadi penyeru ajaran Bhagavad Gita karena Arjuna merupakan penyembah Tuhan, seorang murid Krsna dan juga kawan akrab Krsna. Maka dari itu Bhagavad Gita hanya dapat dipelajari dan dipahami oleh manusia yang percaya dan menyembah Tuhan, karena begitu manusia menyembah Tuhan maka ia mempunyai hubungan langsung dengan Tuhannya. Bhagavad Gita tidak mungkin diturunkan melalui manusia biasa karena dalam diri manusia biasa mempunyai empat kekurangan yang dapat membahayakan penyampaian sabda Tuhan, yaitu pertama, orang biasa pasti berbuat kesalahan, kedua, selalu berkhayal, ketiga, cenderung menipu orang lain dan keempat, mereka dibatasi oleh indera-indera yang kurang sempurna.

Setelah mendengar ajaran yang disampaikan Krsna maka Arjuna mengakui dan menyebut Krsna sebagai para brahman atau Brahman yang paling agung atau dapat dikatakan pula sebagai kepribadian tuhan yang agung, dan juga sebagai Param dhama atau sebagai tempat berlindung atau sebagai tempat tinggal yang paling utama. Krsna juga sebagai Pavitram yang berarti maha suci, dan ada beberapa sebutan untuk mewakili Krsna sebagai pribadi Tuhan yaitu Purusam (kepribadian yang paling utama yang menikmati segala sesuatu), Sasvatam (asli), divyam(rohani), adi-devam(kepribadian Tuhan yang maha esa), ajam (tidak dilahirkan), dan vibhum (yang maha besar).

Untuk memahami ajaran Bhagavad Gita ini manusia harus benar-benar yakin bahwa Krsna adalah Tuhan yang maha esa dan menyerahkan diri sepenuhnya pada-Nya. Manusia harus menerimanya dengan jiwa bhakti, jika tidak demikian akan sulit sekali untuk mengungkapkan rahasia yang mulia ini.

Bhagavad Gita adalah ajaran yang berisi ajaran untuk menyelamatkan manusia dari kebodohan kehidupan material. Setiap manusia mengalami kesulitan dibanyak hal, semua penuh kecemasan karena kehidupan material. Kehidupan kita berada dalam suasana ketiadaan, Sebenarnya tidak dimaksudkan agar kita diancam ketidan, Eksistensi manusia sifatnya kekal, tetapi bagaimanapun juga kita ditempatkan dalam asat (menunjukkan sesuatu yang tidak ada). Hanya sedikit manusia yang mulai mepertanyakan kedudukan mereka, siapa diri mereka, mengapa mereka ada dan sebagainya dan manusia semacam inilah yang dapat menerima ajaran Bhagavad Gita, karena kehidupan manusia baru dimulai saat muncul pertanyaan ini.

Adapun mata pelajaran yang ada dalam Bhagavad Gita ada lima yaitu, pertama, ilmu pengetahuan tentang Tuhan yang berarti kepribadian yang mengendalikan (Isvara). Kedua, tentang kedudukan pokok mahluk hidup atau mahluk yang dikendalikan (Jiva), ketiga, tentang Prakrti (alam material). Keempat, Kala (waktu) dan kelima adalah Karma ( kegiatan).

Alam material tidak bebas, alam material bertindak dibawah kekuasaan Tuhan. Krsna mempertegas hal ini dengan mengatakan bahwa alam material ini bekerja dibawah pengendalian-Ku. Apabila kita melihat hal-hal yang ajaib terjadi dalam alam semsta, hendaknya kita mengetahui bahwa dibelakang manifestasi alam semesta ada kepribadian yang mengendalikan alam semsta itu. Tidak mungkinkiranya sesuatu terjadi tanpa sebab.

Para Jiva merupakan bagian dari diri Tuhan yang mempunyai sifat yang sama dengan Tuhan. Hal ini diungkapkan dengan perumpamaan sebutir emas juga emas, setetes air laut juga asin. Dapat dikatakan bahwa Jiva atau mahluk hidup merupakan isvara-isvara kecil yang tunduk atau takluk.
Mahluk hidup itu juga dapat dimasukkan dalam prakrti yang utama, karena prakrti ada berbagai tingkatan dan mahluk terutama manusia termasuk prakrti yang utama. Seperti sudah diungkapkan bahwa Jiva atau mahluk hidup itu termasuk isvara kecil dan juga prakrti yan utama tentunya jiva memiliki kesadaran, dan hal inilah yang membedakan prakrti utama dengan prakrti lainnya yang tidak sadarak akan keberadaannya, namun kesadarannya itu tidak sempurna karena kesadarannya itu terbatas, berbeda dengan kesadaran yang dimiliki oleh Isvara, yang mempunyai kesadaran penuh. Alam material atau prakrti mempunyai tiga sifat yaitu sifat kebaikan (sattvam), sifat nafsu (rajas), dan sifat kebodohan (tamas). Diatas tiga sifat tersebut ada waktu yang kekal dan kegiatan yang disebut karma yang terjadi karena gabungan sifat-sifat alam itu di bawah pengendalian dan pengawasan waktu yang kekal, jadi karma adalah suatu hasil yang kita rasakan setelah perbuatan yang kita lakukan dimasa lampau, baik itu berakibat baik maupun berakibat buruk.

Kelima hal diatas (Isvara, Jiva, Prakrti, Kala) merupakan hal yang kekal adanya, lain halnya dengan manifestasi dunia ini bersifat sementara namun diakui sebagai sesuatu yang nyata, yang benar-benar ada. Manifestasi dunia ini mengalami siklus yang terus berganti, kekekalan dunia ini terletak pada siklus pergantian tersebut. Lain hal nya dengan karma sifatnay tidak kekal hal ini dikarenakan karma adalah akibat perbuatan dari masa lampau, dan kita dapat merubah karma itu dengan penyempurnaan pengetahuan yang kita miliki.

Dalam Bhagavad Gita dijelaskan juga tentang Reinkarnasi dikatakan bahwa dalam setiap jiva atau mahluk hidup bersemayam unsur Isvara yang memberi petunjuk pada manusia agar mereka hidup sesuai dengan apa yang diinginkan oleh tuhan. Namun terkadang manusia lupa apa yang harus mereka lakukan, pertama-tama mereka mengambil keputusan untuk bertindak dengan cara tertentu, kemudian dia terikat dalam tindakan dan reaksi dari karmanya sendiri. Setelah meninggalkan satu jenis badan, dia masuk ke dalam jenis badan yang lain seperti halnya kita mengenakan dan membuka pakaian. Selama sang roh berpindah-pindah seperti itu, ia menderita akibat tindakandan reaksi-reaksi kegiatannya dari dahulu. Kegiatan ini dapat diubah apabila mahluk hidup berada dalam sifat kebaikan, yaitu waras dan mengenai jenis kegiatan mana yang harus dilakukannya. Jika mahluk hidup berbuat seperti itu, maka segala tindakan dan reaksi kegiatannya dari dahulu dapat diubah. Hal ini yang menyebabkan karma itu tidak kekal. Seperti ditegaskan dalam Bhagavad Gita bahwa Siapapun yang meninggalkan badannya pada saat ajalnya, sambil ingat kepada-Ku, akan segera mencapai alam-Ku; kenyataan ini tidak dapat diragukan-ragukan. Atau dengan kata lain orang disaat akan meninggal berfikir akan bentuk Krsnapasti ia akan mendekati kerajaan Krsna.

Untuk mendekati atau memahami ajaran Tuhan maka kita harus mensucikan diri kita dari kehidupan material, karena dengan menghindarkan diri dari kehidupan material maka kita akan mencapai suatu kesadaranyang murni. Kegiatan yang sudah disucikan itu dinamakan sebagai Bhakti. Sebagai gambaran kesadaran yang cemar itu adanya keinginan untuk menguasai dan menikmati segala sesuatau yang ada didunia ini, dan kesadaran yang murni atau suci adalah keinginan untuk bekerjasama dalam melakukan penyembahan terhadap Tuhan yang maha esa.

Dengan Bhagavad Gita seluruh kehidupan kita akan disucikan dan akhirnya kita dapat mencapai tujuan di luar angkasa dunia ini, dan tujuan ini disebut sebagai sanatana atau angkasa rohani yang kekal. Hal ini bisa dipahami karena Jiva atau mahluk hidup sifatnya kekal, karena Tuhan atau Isvara itu kekal dan Jiva merupakan bagian atau memiliki unsur yang sama dengan Isvara maka iapun kekal. Maka sudah selayaknya yang kekal itu kembali kepada kekekalan itu sendiri. Dan kehidupan yang kekal itu disebut sebagai kehidupan yang suci. Sehingga stiap manusia akan mencapai suatu sanatana dharma yaitu suatu kewajiban untuk mengabdi kepada Tuhan yang kekal, kegiatan ini tidak dapat diubah, karena sanatana dharma itu tidak pernah berawal dan tidak pernah berakhir.

Tidak mengherankan bahwa pengabdian merupakan sesuatu yang selalu mengikuti setiap maluk hidup dan ketika mahluk hidup itu mencapai sanatana atau kekekalan maka pengabdian atau dharma itu juga menjadi kekal

Kesimpulan

Bhagavad Gita, secara singkat, merupakan kitab yang menceritakan ketika Krsna ( Wisnu yang sedang merubah wujudnya menjadi Krsna atau Krsna-awarata) memberikan wejangan kepada Arjuna yang ketika itu sedang memimpin perang Kurukseta, namun pada waktu itu ada keraguan dalam diri Arjuna sehingga Krsna memberikan pada Arjuna suatu dorongan spiritual agar keraguan yang ada dalam diri Arjuna dapat terkikis habis. Adapun dorongan itu berupa ajaran-ajaran tentang Tuhan, tentang manusia dan bagaimana manusia seharusnya hidup dan bagaimana manusia dapat mencapai kesempurnaan hidup.

Bhagavad Gita diturunkan untuk manusia agar mereka terhindar dari kebodohan dan nafsu yang bersifat material yang dapat menutup diri mereka dari cahaya Tuhan dan akan membuat mereka menderita dalam kehidupannya di dunia ini.

Ada lima mata pelajaran dalam Bhagavad Gita yaitu, pertama, ilmu pengetahuan tentang Tuhan yang berarti kepribadian yang mengendalikan (Isvara). Kedua, tentang kedudukan pokok mahluk hidup atau mahluk yang dikendalikan (Jiva), ketiga, tentang Prakrti (alam material). Keempat, Kala (waktu) dan kelima adalah Karma ( kegiatan). Isvara, Jiva, Prakrti dan Kala merupakan hal yang kekal sifatnya sedangkan Krama tidak kekal.

Dalam Bhagavad Gita kita menemukan bahwa keseluruhan yang lengkap terdiri dari Tuhan yang maha esa, para mahluk hidup yang dikendalikan, manifestasi alam semesta, waktu yang kekal dan karma atau kegiatan, semua hal tersebut dibahas dalam teks ini. Semua hal tersebut merupakan keseluruhan yang lengkap disebut kebenaran mutlak yang paling utama. Keseluruhan yang lengkap dan kebenaran mutlak yang lengkap adalah kepribadian Tuhan yang maha esa yang lengkap yaitu Krsna.

Pustaka
Lagiman, Filsafat Jawa, Modul Kuliah Seminar Filsafat Jawa, FS UI, Jakarta, 2000
Prabhupada, Sri Srimad ACBS, Bhagavad Gita : Menurut Aslinya, cet.5, Hanuman Sakti, Jakarta, 2000.
Sumber: UI.ac.id