HINDU SOPOYONO
OM SVASTI ASTU - SELAMAT DATANG DI SOPOYONO BLOGSPOT
“Aku hendak membagikan apa yang kudengar – itupun jika kau mengizinkan!”

Sabtu

ORANG HINDU SELALU MENERAPKAN KONSEP KESUCIAN DALAM HIDUPNYA



oleh Ida Pedanda Gunung 

OM SWASTIASTU. OM AWIGNAMASTU


Kadang-kadang orang menyamakan pengertian antara suci dan cemer dengan bersih dan kotor. Sebenarnya dua pasang kata-kata itu memiliki perbedaan yang sangat mencolok. Tetapi untuk mendapatkan pengertian yang sebenarnya, perlu kita merenung secara mendalam. Pulau Bali sebenarnya sebuah pulau yang bermakna kesucian. Jadi pulau ini dibangun dan ditata melalui konsep kesucian. Oleh karena kesucian itu selalu berdampingan dengan cemer, yang diatur melalui hukum rwa bhineda, namun sekarang ini akan diungkapkan lewat kata hati saya adalah tentang konsep kesuciannya saja. Sehingga yang berlawanan dengan konsep kesucian itu adalah merupakan cemer.

Kesucian itu tiada lain adalah kesan rokhani yang jernih dan tenang. Untuk menjaga kesucian Bali, masyarakat Hindu mulai dari menerapkan kesucian diri pribadinya masing-masing. Baik secara jasmaniah maupun secara rohaniah. Misalnya; Orang Bali (Hindu), dari cara membuat makanan sudah menerapkan konsep kesucian. Alat-alat memasak tidak boleh dicampur kegunaannya dengan kepentingan lain, seperti digunakan untuk mencuci pakaian dan lain sebagainya. Makanya orang Hindu mempunyai ember lebih dari satu. Ember untuk keperluan masak makanan berbeda dengan ember yang digunakan untuk mencuci pakaian. Demikian pula terhadap alat-alat lain yang dipergunakan untuk kepentingan hidupnya. Hal seperti ini selalu dipertahankan untuk tetap menjaga kesucian diri pribadinya.

KENAPA KITA SEMBAHYANG PAKAI BUNGA.



oleh Ida Pedanda Gunung
Om Swastiastu,

Kelihatannya sangat sepele sekali, namun masih banyak dikalangan kita umat Hindu belum tahu maknanya sehingga sering menjadi pertanyaan. Dari seringnya muncul pertanyaan tersebutlah dapat ditarik satu kesimpulan bahwa masih banyak umat kita yang belum tahu walaupun mereka telah dari lama menggunakan "BUNGA" sebagai salah satu sarana persembahyangan. Dengan demikianlah saya tertarik untuk menulisnya disini, semoga saudara-saudara mendapatkan sekilas gambaran tentang makna bunga sebagai sarana upacara dan sekaligus sebagai sarana persembahyangan. Saya tahu sudah ada diantara saudara telah tahu dan faham tentang makna bunga, namun tulisan ini hanya bagi saudara yang masih memerlukan.

Berbicara tentang bunga dapat dimaknai dari berbagai sisi, antara lain; dari sisi baunya harum merupakan bau yang paling disenangi, dicintai oleh manusia, sehingga bunga disebut sebagai simbul bhakti (cinta) kehadapan Tuhan. Ada yang memaknai dari sudut warnanya, diidentikan dengan warna dari Nawa Dewata, sehingga bungan disebutkan sebagai sarana mendekatkan diri kepada Tuhan melalui manifestasinya. Ada pula yang mengatakan bahwa bunga itu cikal bakal dari buah, buah itu adalah pahala, sehingga bunga disebut sebagai sebuah sarana untuk mempercepat proses kita mendapatkan pahala dari karma kita. Dan lain sebagainya, semuanya itu menurut saya tidak ada yang salah. Kadang-kadang bunga itu digunakan juga oleh saudara kita yang beda agama, sesuai dengan kepentingan mereka. Dengan demikian saya dapatkan satu makna bunga yang jarang bahkan belum ada yang pernah menyinggungnya, melalui sebuah cerita pendek dari guru pembimbing saya sejak saya belum menjadi seorang Pedanda, ceritanya begini;

HIDUP ITU SEPERTI SEBUAH PERJALANAN.



oleh Ida Pedanda Gunung
 
OM SWASTIASTU. OM AWIGNAMASTU.

MATANGNYN HAYWA JUGA WWANG MANASTAPA,AN TAN PARIBAWA, SI DADI WWANG TA PWA KANGONGAKNA RI AMBEK APAYAPAN PARAMADURLABHA SI JANMAMANUSA NGARAN YA, YADYAPI CANDALAYONI TWI. (SS. 4. hal. 8).

Artinya;
Oleh karena itu, janganlah bersedih hati, sekalipun hidup tidak makmur, dilahirkan menjadi manusia itu, hendaknya menjadikan berbesar hati, sebab amat sukar untuk dapat dilahirkan menjadi manusia, sekalipun kelahiran cacat sekalipun.

Setelah direnungkan kalimat tersebut diatas, maka penyesalan atas segala yang kita hadapi dalam hidup ini tidaklah perlu, walaupun keadaan hidup sekarang ini kurang, cacat fisik. Sebab dengan menjadi manusia itu saja kita harus berbesar hati. Sebab dengan lahir menjadi manusia kita dapat berbuat baik untuk menyempurnakan (melebur ) perbuatan yang buruk.

Senin

Yuk… Berkenalan Dengan Bhagawadgita

Pengantar

Agama Hindu merupakan salah satu dari beberapa agama yang diakui di Indonesia. Saat ini agama Hindu ini tumbuh subur terutama di daerah Bali dan Pegunungan Tengger. Dalam mempelajari agam Hindu ini kita tidak mungkin terlepas dari dua buah kitab yang banyak memuat ajaran agama Hindu yaitu kitab Ramayana dan Mahabarata yang berasal dari India ketika zaman Weda Samhita, Weda Brahmana dan Upanishad. Namun kitab suci agama Hindu ini yang paling pokok adalah Weda.

Dalam banyak kitab yang memuat ajaran agama ini banyak disentuh unsur ketuhanan, yang mana agama Hindu mempercayai bahwa Tuhan mempunyai tiga perwujudan namun satu, yang dikenal dengan istilah Trimurti. Adapun trimurti adalah Dewa tertinggi (Iswara) yang menjadikan dan menguasai alam semesta. Trimurti ini terdiri dari Brahma yaitu dewa pencipta, Wisnu yaitu dewa pemelihara dan Siwa yaitu dewa perusak. Dari ketiga dewa ini yang paling berkuasa dan paling ditakuti adalah dewa Siwa, oleh karena itu tidaklah mengherankan bahwa Siwa dianggap maha guru atau maha dewa.

Minggu

Apakah Hindu Agama Politeisme Banyak Tuhan atau Monoteisme?



Setiap mantra Hindu selalu dimulai dengan “Om”, dimana Om = Bhagavan atau Brahman.
Om juga adalah suara saat penciptaan, Om juga adalah suara partikel terkecil.
———————————
Bhagavad-gita 10.25
di antara getaran-getaran suara Aku adalah Om yang bersifat rohani…
———————————
Dalam agama Hindu Adwaita Wedanta menganggap bahwa Tuhan merupakan pusat segala kehidupan di alam semesta, dan dalam agama Hindu, Tuhan Tanpa Bentuk dikenal dengan sebutan Brahman.
Cahaya Brahman berasal dari Kepribadian Tuhan Yang Maha Esa Bhagavan .
Brahman bersifat acintya (tak terpikirkan,) kekal, imanen, tak terbatas, tak berawal dan tak berakhir juga menguasai segala bentuk,ruang, waktu, energi serta jagat raya dan segala isi yang ada didalamnya. Brahman berada di mana-mana dan mengisi seluruh alam semesta.
————————————