Percaya Adanya Moksa
Sebagaimana tujuan agama Hindu yang
tersurat di dalam Weda: "Moksartham Jagadhitaya ca itu dharma", maka
Moksa merupakan tujuan yang tertinggi. Moksa ialah kebebasan dari keterikatan benda-benda
yang bersifat duniawi dan terlepasnya Atman danri pengaruh maya serta bersatu kembali
dengan sumber-Nya, yaitu Brahman (Hyang Widhi) dan mencapai kebenaran tertinggi, mengalami
kesadaran dan kebahagiaan yang kekal abadi yang disebut Sat Cit Ananda.
Orang yang telah mencapai moksa, tidak
lahir lagi kedunia, karena tidak ada apapun yang mengikatnya. Ia telah bersatu dengan
Paramatman. Bila air sungai telah menyatu dengan air laut, maka air ungai yang ada di laut
itu akan kehilangan identitasnya. Tidak ada perbedaan lagi antara air sungai dengan air
laut. Demikianlah juga halnya, Atman yang mencapai Moksa. Ia akan kembali dan menyatu
dengan sumbernya yaitu Brahman.
Bahunam janmanam ante,
jnanavan mam prapadyate,
vasudevah sarvam iti,
sa mahatma sadurlabhah. (Bh. G. VII. 19)
jnanavan mam prapadyate,
vasudevah sarvam iti,
sa mahatma sadurlabhah. (Bh. G. VII. 19)
Pada banyak akhir kelahiran manusia, orang yang berbudi (orang yang tidak lagi terikat
oleh keduniawian) datang kepada-Ku, karena tahu Tuhan adalah sealanya; sungguh sukar
dijumpai jiwa agung serupa itu.
Mam upetya punarjanma
duhkhata yam asasvatam,
na pnuvanti mahatmanah,
samsiddhim paramam gatah. (Bh. G. VIII.15)
duhkhata yam asasvatam,
na pnuvanti mahatmanah,
samsiddhim paramam gatah. (Bh. G. VIII.15)
Setelah sampai kepada-Ku, mereka yang berjiwa agung ini tidak lagi menjelma ke dunia yang
penuh duka dan tak kekal ini dan mereka tiba pada kesempurnaan tertinggi.
Di samping setelah di dunia akhirat, Moksa
juga dapat dicapai semasa hidup didunia ini, namun terbatas kepada orang-orang yang sudah
bebas dari keterikatan duniawian dan pasang surut serta duka-dukanya gelombang hidup.
Sebagaimana halnya Maharsi yang telah bebas dari keinginan-keinginan menikmati keduniawian
dan bekerja tanpa pamerih untuk kesejahteraan dunia. Moksa semasa hidup disebut dengan
"Jiwan Mukti".
Tuntunan Dasar Agama Hindu (milik Depag)
Disusun oleh Anak Agung Gde Oka Netra
Disusun oleh Anak Agung Gde Oka Netra