Sastra Veda sebenarnya secara menyeluruh memberikan pengertian kepada
kita tentang satu kebenaran yang mutlak yaitu kepribadian Tuhan Yang
Maha Esa. Di dalam sastra Veda, kita akan menemukan apa yang disebut
dengan mukhya vakya dan gauna vakhya. Mukhya vakya merupakan kalimat
yang utama dari Veda sedangkan gauna vakya adalah kalimat kedua yang
dipakai untuk menjelaskan mukhya vakya. Karena gauna vakya merupakan
kalimat penjelas dari mukhya vakya, maka ketika kita berusaha mengerti
tentang kalimat tersebut atau jika kita berusaha untuk memberikan
komentar pada kalimat itu, hendaknya kita tidak menyimpang dari kalimat
utama atau mukhya vakya. Kalimat utama dari Veda adalah Omkara
yang merupakan bentuk Tuhan di dalam aksara suci.
Untuk menjelaskan
OMKARA, kita akan menemukan banyak kalimat di dalam Veda dimana satu
dengan yang lainnya saling berhubungan. Salah satunya adalah tat tvam
asi. Karena kalimat tat tvam asi merupakan kalimat penjelas, maka
kalimat ini seharusnya memberikan pengertian dan gambaran kepada kita
mengenai OMKARA dengan lebih jelas dan hendaknya tidak
membingungkan. Misalnya, siapakah Omkara itu dan apa hubungan kita
dengan Omkara tersebut. Jika kalimat tat tvam asi digali dengan lebih
teliti dan mendalam, maka akan memberikan semua jawaban dari pertanyaan
tersebut.
Sudah tentu untuk menggali kalimat ini, hendaknya kita tidak
hanya berpatokan pada satu kalimat, tetapi kalimat tat tvam asi
hendaknya dihubungkan dengan beberapa gauna vakya lainnya yang akan
memberikan kita pengertian tentang OMKARA dengan lebih jelas.
Di dalam bahasa Sansekerta, kata (tat) berasal dari suku kata (tad) yang berarti (itu) atau (dia). Kata (tvam) berasal dari suku kata (yusmad) yang berarti (kamu) dan (asi) berasal dari urat kata (as(a)) yang berarti adalah.
Jadi
secara sederhana kata TAT TVAM ASI bisa diartikan ( kamu adalah
dia atau dia adalah kamu ). Meskipun gauna vakya merupakan
kalimat penjelas, namun karena sastra Veda disusun sedemikian rupa
dimana sastra ini harus dipelajari melalui seorang guru yang
berkualifikasi dan sudah menerima pengetahuan tersebut dari gurunya,
maka kalimat penjelas inipun akan kelihatan tidak jelas kalau kita
berusaha untuk menggalinya tanpa bimbingan seorang guru. Kalau kita
pikirkan kamu adalah dia, dia adalah kamu, dan OMKARA, maka akan
mucul pertanyaan di dalam benak kita, apakah hubungan dari semua
ini.
Ini menjadi tanda tanya besar untuk kita. Namun ketika
sastra Veda dipelajari melalui garis perguruan yang dibenarkan, maka
atas karunia seorang guru kerohanian, semua permasalahan tersebut tidak
akan menjadi permasalahan yang rumit lagi.
Di dalam Katha Upanisad dinyatakan,
nityo nityanam cetanas cetananam
eko bahunam yo vidadhati kaman
tam pitha-gam ye 'nupasyanti dhiras
tesam santih sasvati netaresam
"
Diantara kepribadian yang kekal dan yang berkesadaran, ada satu
kepribadian yang menyediakan keperluan dari kepribadian-kepribadian yang
lainnya. Orang bijaksana yang memuja kepribadian yang satu ini, yang
bertempat tinggal di alamNya yang rohani akan mampu mencapai kedamaian
sejati sedangkan yang lain, yang tidak memujaNya tidak akan mencapai
kedamaian.
Dari sloka ini kita mendapat informasi bahwa ada dua
jenis kepribadian. Yang satu adalah Nityah yang berarti kekal tunggal.
Sedangkan yang lain adalah Nityanam yang berarti kekal jamak. Sama
halnya cetanah yang berarti berkesadaran tunggal dan cetananam yang
berarti berkesadaran jamak. Di dalam bahasa Sansekerta, kata yang sama,
yang mengacu pada satu orang, akan mendapat akhiran berbeda dengan yang
mengacu pada banyak orang. Ini disebut dengan perbedaan vacanam.
Kedua
jenis kepribadian tersebut memiliki sifat yang sama yaitu kekal dan
berkesadaran, tetapi perbedaannya adalah yang satu adalah tunggal dan
memenuhi keperluan yang lain. Sedangkan yang satunya lagi adalah jamak
atau terdiri dari banyak kepribadian, yang menerima dari yang tunggal.
Kepribadian yang jamak ini mengacu pada semua makhluk hidup di alam
semesta. Jadi dari sini kita menyimpulkan bahwa tat tvam asi berarti kamu ( semua makhluk hidup) dan dia (Tuhan) adalah samaĆ¢€. Kata (sama) di sini hendaknya tidak disalahartikan. Ini tidak berarti
bahwa kita sepenuhnya sama dengan Tuhan, namun kita mempunyai sifat yang
sama dengan Tuhan dalam jumlah yang kecil. Di dalam Srimad Bhagavad
Gita, kepribadian Tuhan Yang Maha Esa bersabda:
mamaivamso jiva-loke
jiva-bhutah sanatanah
manah-sasthanindriyani
prakrti-sthani karsati
Para makhluk hidup di dunia material ini merupakan percikan terkecil
dari diriku yang kekal. Disebabkan oleh keterikatan hidup, mereka
berjuang keras untuk menghadapi 6 indria termasuk pikiran.
Kata mama eva amsah yang berarti percikan terkecilKu, mempunyai makna
yang sangat penting. Seperti contoh, air yang diambil dari lautan dan
dimasukan ke dalam gelas mempunyai sifat yang sama dengan seluruh air
laut. Namun air yang di dalam gelas tidak akan mampu menghanyutkan desa,
sedangkan ketika bencana sunami, air yang bersifat sama yang berada di
lautan mampu menghancurkan berbagai tempat di berbagai negara.
Meskipun
air yang di dalam gelas sama dengan air laut, yaitu mempunyai rasa yang
sama dan juga molekul yang sama, tetapi perbedaannya adalah jumlah dan
kekuatan. Sama halnya, makhluk hidup yang merupakan percikan terkecil
dari kepribadian Tuhan Yang Maha Esa, Sri Visnu, maka mereka mempunyai
sifat yang sama dengan Tuhan yaitu sat, cid dan ananda ( kekal, penuh
pengetahuan dan penuh kebahagiaan). Semua sifat ini dimiliki oleh para
makhluk hidup dalam jumlah yang terbatas sedangkan Tuhan memiliki sifat
tersebut dalam jumlah yang tidak terbatas. Perbedaan lainnya adalah
sifat murni yang dimiliki oleh makhluk hidup sangat mudah diselubungi
oleh khayalan sedangkan sifat Tuhan tidak pernah terselubungi. Dengan
demikian, meskipun makhluk hidup penuh kebahagiaan, namun karena
diselubungi oleh khayalan, makhluk hidup di dunia material ini berjuang
keras untuk mencapai kebahagiaan dengan berbagai cara.
Jadi ini
adalah salah satu pengertian dari kata TAT TVAM ASI, yang secara
sederhana bisa diringkas sebagai berikut kamu para makhluk hidup
mempunyai sifat yang sama dengan Dia (Tuhan). Jadi hubungan antara
OMKARA dengan kalimat ( tat tvam asi ) menjadi sangat jelas yaitu
kalimat ini memberikan contoh bahwa Omkara itu adalah sama dengan
makhluk hidup kalau dipandang dari kualitas sifat, namun berbeda dari
segi kwantitas. Karena makhluk hidup mempunyai kesamaan dengan Tuhan,
maka dengan menginsyafi dirinya melalui proses Yoga, seseorang akan
mendapat contoh dan pengertian tentang Tuhan. Seperti halnya dengan
mengerti unsur yang menyusun setetes air laut, kita sudah bisa dianggap
mengerti seluruh air di lautan tetapi di dalam jumlah yang berbeda.
Dengan mempelajari setetes air laut kita akan bisa membayangkan unsur
yang sama yang ada di dalam lautan, namun memiliki kekuatan dan jumlah
yang jauh lebih besar.
Uraian di atas merupakan pengertian pertama yang bisa diambil dari arti kata TAT TVAM ASI. Untuk mengerti sedikit lebih lanjut tentang pengertian kata ini, kita akan mengacu kepada sebuah komentar dari seorang acarya ( guru besar) pengajar Veda yang telah memperjuangkan dan mempertahankan Veda. Beliau mengajarkan Veda ke seluruh pelosok India pada jaman perkembangan paham kekosongan dari filsafat Budha di daerah India. Beliau adalah Sripad Ramanujacarya, seorang acarya yang hidup sekitar sembilan ratus tahun yang lalu. Berdasarkan Sripad Ramanujacarya, kata ( tat tvam asi ) dapat diartikan sebagai berikut: tasya tvam asi. Tasya berarti milik dia, jadi tasya tvam asi artinya kamu adalah milik Dia.
Uraian di atas merupakan pengertian pertama yang bisa diambil dari arti kata TAT TVAM ASI. Untuk mengerti sedikit lebih lanjut tentang pengertian kata ini, kita akan mengacu kepada sebuah komentar dari seorang acarya ( guru besar) pengajar Veda yang telah memperjuangkan dan mempertahankan Veda. Beliau mengajarkan Veda ke seluruh pelosok India pada jaman perkembangan paham kekosongan dari filsafat Budha di daerah India. Beliau adalah Sripad Ramanujacarya, seorang acarya yang hidup sekitar sembilan ratus tahun yang lalu. Berdasarkan Sripad Ramanujacarya, kata ( tat tvam asi ) dapat diartikan sebagai berikut: tasya tvam asi. Tasya berarti milik dia, jadi tasya tvam asi artinya kamu adalah milik Dia.
Bagaimana cara menganalisa pengertian ini, kita akan bahas sedikit
berdasarkan tata bahasa Sansekerta sebagai berikut: Di dalam bahasa
Sansekerta, ada istilah yang disebut dengan samasa yaitu gabungan
kata yang membentuk kalimat baru dan arti yang sama. Ketika beberapa
kata di dalam kalimat digabungkan, maka masing-masing kata tersebut
kembali ke suku kata dasarnya dan kata terakhir mengambil bentuk sesuai
dengan peranan di dalam kalimat, apakah sebagai subjek, predikat atau
objek. Di dalam kata TAT TVAM ASI, kata tat- tvam bisa dianggap
sebagai suatu gabungan kata di dalam sebuah kalimat. Kalimat ini
berasal dari kalimat tasya tvam, kemudian ketika digabungkan, kata tasya kembali ke kata dasarnya, yaitu tad. Maka akan
menjadi tad tvam. Kemudian berdasarkan aturan sandi, hurup ( d ) yang diikuti oleh huruf ( t ) akan berubah menjadi ( t ),
maka kita menemukan kata ( tat tvam ). Untuk membentuk sebuah kalimat,
maka kata-kata yang digabungkan harus memiliki kata kerja. Dengan
demikian kata kerja as(a) yang berarti adalah ditambahkan
di dalam kalimat tersebut. Karena tvam ( kamu ) adalah orang kedua
tunggal, maka kata kerja as(a), berdasarkan aturan tata bahasa
Sansekerta akan berubah menjadi asi. Dengan demikian kita
mendapatkan kata TAT TVAM ASI yang artinya kamu adalah milikNya.
Kalimat Kamu adalah milikNya berarti, semua makhluk hidup
merupakan milik kepribadian Tuhan Yang Maha Esa karena Tuhan adalah
sumber segala sesuatu, dan segala seuatu berada di bawah kendali Beliau.
Pernyataan ini juga ditemukan di dalam Bhagavad Gita sebagai berikut,
aham sarvasya prabhavo
mattah sarvam pravartate
iti matva bhajante mam
budha bhava-samanvitah
Aku adalah sumber dari segala sesuatu
baik alam material maupun alam rohani. Segala sesuatu berasal dari
diriKu. Orang bijaksana yang mengetahui ini secara sempurna menekuni
pengabdian suci bhakti dan menyembahKu dengan sepenuh hatinya.
Dengan
demikian, ini merupakan tugas dari semua makhluk hidup, khususnya umat
manusia untuk mengabdikan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa. Singkat kata,
arti kedua yang bisa diambil dari kata tat tvam asi adalah sebagai
berikut, kita semua sebagai makhluk hidup merupakan milik Tuhan yang
berkewajiban untuk menyembah Beliau. Jadi hubungan kalimat tat tvam asi
dengan omkara sangat erat sekali.
Pengertian yang lain
dari kalimat tat tvam asi adalah berhubungan dengan jiwa, yang
nantinya akan menghubungkan kita dengan hukum karma phala. ( Kamu
adalah dia dan dia adalah kamu ) bisa juga diartikan bahwa kita,
para jiva, yang merupakan percikan terkecil dari Tuhan, atau dengan kata
lain sebagai anak anak Tuhan, mempunya sifat dan hak yang sama
antara yang satu dengan yang lain. Karena itu, ketika kita melakukan
suatu karma atau aktivitas, itu akan selalu berhubungan dengan makhluk
lain. Contohnya adalah ketika kita melakukan kegiatan yang saleh
terhadap orang lain, seperti memberi sedekah. Karena dia adalah kamu dan
kamu adalah dia, dengan demikian, sekarang dia (salah satu roh)
menerima sedekah dari kamu (yang juga merupakan sang roh), maka suatu
hari dia mesti dan pasti akan memberi sedekah kepadamu. Itu merupakan
hukum alam.
Sama halnya sekarang kamu membunuh dia di dalam bentuk
seekor binatang, karena sang roh diuraikan berpindah dari badan yang
satu ke badan yang lain setelah meninggal di dalam proses reinkarnasi, ( dehino smin yatha dehe kaumaram yauvanam jara ), maka suatu hari
nanti waktu akan mengatur dimana dia akan mendapat badan manusia dan
kamu mendapat badan binatang.
Saat itu, giliran dia yang akan membunuh
kamu. Ini merupakan suatu keadilan Tuhan di dalam bentuk hukum alam.
Dengan demikian, ajaran tat tvam asi juga bisa diambil dari segi sosial
seperti contoh diatas. Karena dia adalah kamu dan kamu adalah dia, maka
kita harus berusaha memperlakukan setiap jiva dengan baik seperti kita
memperlakukan diri kita sendiri.
Kalimat tat tvam asi dalam arti ini
sangat berhubungan erat dengan istilah Tri Hita Karana, yaitu bagaimana
seharusnya kita, sebagai makhluk sosial, berhubungan dengan lingkungan
di sekitar kita yaitu alam beserta isinya dan menyadari bahwa semuanya
adalah ciptaan Tuhan. Karena itu kita semestinya memelihara ciptaan
Tuhan seperti kita memelihara diri kita sendiri.
Kalau kita kupas
dengan teliti di bawah bimbingan seorang guru kerohanian yang sejati,
yang telah menerima ajaran yang sama dari gurunya, Veda akan memberikan
kita pengetahuan yang tidak terbatas dan sangat mulia, yang akan
menggiring kita untuk hidup sebagai masyarakat yang beradab.
Tat tvam
asi hanya salah satu dari ajaran kitab Veda dan pengertian ini hanya
beberapa pengertian yang sanggup kami ulas. Masih banyak lagi ajaran
mulia yang tersimpan dalam sebuah kalimat tat twam asi, yang masih
perlu untuk digali dan disebarluaskan kepada masyarakat umum di muka
bumi ini, sehingga kita semua mendapatkan manfaat dari ajaran tersebut.
Tentu saja untuk menggali arti kalimat di dalam sastra, hendaknya kita
tidak menyimpang dari ajaran utama sastra tersebut.
Apabila sebuah
kalimat yang sangat sederhana dari kitab suci Veda mempunyai makna yang
sangat luas, maka dapat dibayangkan jika kita bekerja sama dan saling
mendukung untuk menggali dan menerapkan ajaran tersebut, tidak dapat
diragukan lagi kemakmuran akan menanti di seluruh muka bumi ini.
OM TAT SAT
Om namo bhagavate vasu devaya
Om namo bhagavate vasu devaya