HINDU SOPOYONO: Orang Suci Dalam Agama Hindu
OM SVASTI ASTU - SELAMAT DATANG DI SOPOYONO BLOGSPOT
“Aku hendak membagikan apa yang kudengar – itupun jika kau mengizinkan!”

Kamis

Orang Suci Dalam Agama Hindu

Para orang suci Hindu disebut Sadhu, Sants, Mahant, atau Bhagavata. Mereka yang mengajarkan pengetahuan keinsafan rohani kepada masyarakat luas juga disebut Guru atau Acharya. Mereka tidak saja mengajarkan secara teori tetapi juga melalui teladan pribadinya. Merekalah yang menjaga suksesi guru-murid yang tak terputuskan dari Tuhan dan para Acharya terdahulu sampai generasi yang sekarang. Para Sants, Sadhu dan Acharya adalah penjaga kelanjutan pewarisan dharma. Kaki padma mereka adalah tempat berlindung bagi semua jiva yang berkeinginan untuk mencapai kesempurnaan. Hindu masih tetap ada dan hidup segar hingga hari ini adalah karena mereka. Merekalah kepala dari seluruh masyarakat yang membangun tubuh Hindu. Setiap umat Hindu adalah murid yang dengan kerendahan hati memohon ajaran dari mereka. Ajaran mereka tiada lain adalah realisasi Veda itu sendiri dan merupakan kesempurnaan pengalaman rohani mereka di dalam jalan Veda.

Para orang suci (Sants) dan Acharya dari Bharatvarsha senantiasa menetapkan dan menjelaskan pokok-pokok pikiran devosional dan filosofis dari Upanishad, Gita, dan Bhagavatam, yang membentuk keseluruhan tubuh Sanatana Dharma. Tidak ada pertentangan-pertentangan dalam uraian mereka itu. Apabila kita melihat adanya sesuatu yang tampak bertentangan, itu hanyalah karena kurangnya penafsiran yang benar atau pengertian yang tepat dari kita sebagai pembaca, karena setiap Sants dan Acharya menguraikan teori Ketuhanan dalam gayanya sendiri, sehingga untuk memahaminya kita perlu mengerti gaya tulisan-tulisan mereka ini.

Satu hal yang mesti anda ketahui adalah, bahwa Tuhan yang telah merevelasikan kitab-kitab suci Sanatana Dharma, secara langsung atau melalui Brahma; adalah juga Tuhan yang mengutus pribadi-pribadi rohani dari tempat kediaman-Nya untuk datang ke planet bumi ini dan menegakkan Sanatana Dharma; dan adalah Tuhan pula yang mengungkapkan Kebahagiaan-Nya yang Sempurna dan mutlak, melalui lila rohani-Nya untuk menunjukkan jalan bhakti (lila atau permainan sukacita rohani, menurut Sanatana Dharma merupakan bentuk ekspresi relasi Tuhan secara khusus dengan para pemuja-Nya). Bhakti inilah yang merupakan jiwa kehidupan dan intisari dari Sanatana Dharma dan semua pustaka suci. Dengan demikian, Sanatana Dharma yang abadi diciptakan oleh Tuhan, dihadirkan oleh Tuhan, ditegakkan, diajarkan dan disebarluaskan oleh rekan-rekan kekal Tuhan (para Sants dan Acharya).

Inilah yang menjadi alasan mengapa semua tulisan-tulisan rohani dari para Acharya dan Sants berada dalam keserasian sempurna dengan Upanishad, Gita, dan Bhagavatam (mewakili Prasthanatraya: sruti, smriti, dan nyaya atau sutra. Bhagavatam diterima sebagai smriti-purana dan juga nyayasastra karena merupakan ulasan atau bhasya atas Brahmasutra). Semua nama dan rupa Tuhan, dan juga filsafat untuk menginsafi Tuhan yang mereka jelaskan, sebenarnya sudah ada dalam Pustaka Suci (Veda). Tetapi beliau-beliau ini kemudian lebih lanjut menyederhanakan jalan pengabdian kepada Tuhan dan memperluas bahan-bahan yang bersifat devosional dengan mengungkapkan, misalnya lila Radha Krishna, sedikit lebih banyak daripada yang telah diulas dalam Upanishad, Purana, dan Bhagavatam.

Perbedaan-perbedaan yang tampak dalam tulisan-tulisan mereka dan ajaran-ajarannya merupakan representasi dari ketidakterbatasan wujud Tuhan, dan perbedaan-perbedaan ini berhubungan dengan status rohani sesungguhnya dari pribadi-pribadi yang mengungkapkannya. Hal tersebut juga merepresentasikan kebenaran ini, yaitu bahwa Tuhan Yang Maha Esa memiliki semua wujud yang tak terbatas. Demikianlah keyakinan penganut Sanatana Dharma terhadap ajaran para Sant dan Acharya yang berbeda-beda dalam tubuh tunggal Dharma kita ini.