HINDU SOPOYONO: Sloka 110-226 Sarasamuscaya
OM SVASTI ASTU - SELAMAT DATANG DI SOPOYONO BLOGSPOT
“Aku hendak membagikan apa yang kudengar – itupun jika kau mengizinkan!”

Senin

Sloka 110-226 Sarasamuscaya

TANPA KEYAKINAN
  1. Hendaknya manusia yang bijaksana meninggalkan perasaan tidak percaya ataupun ragu-ragu akan adanya alam akherat, karma dari perbuatan, sikap mencela kitab suci dan keesaan Tuhan; demikian juga hendaknya mereka menjauhkan diri dari sifat iri hati, suka dipuji, amarah, dan segala tindakan kejam dan jahat lainnya.
  2. Meskipun anda masih ragu akan adanya alam akherat dan karma (buah) dari perbuatan, hendaknya jauhkan diri dari perilaku jahat; meskipun anda tidak percaya pada kitab suci dan nabi, teruslah berbuat baik dan bajik; sebab mereka yang dinyatakan sengsara adalah orang yang tanpa keyakinan sekaligus tanpa perbuatan bajik dan benar.
  3. Walaupun orang tidak bisa melihat langsung alam akherat, orang yang teguh keyakinannya akan kebenaran agama, pasti dapat merasakan alam itu dalam hati dan keyakinannya.
  4. Orang yang tidak meyakini wahyu Tuhan dalam kitab suci dan tidak taat pada aturan etika yang berlaku, dapat dipastikan mereka akan memperoleh kesengsaraan hidup yang berulang-ulang.
  5. Apabila ada orang yang tanpa kepercayaan, tanpa kebenaran, dan tanpa perasaan welas asih; apabila anda disambut oleh mereka hendaknya jangan pernah anda lengah, sebab mereka itu sama berbahayanya dengan angin deras ditepian sungai yang tanpa disangka dapat menceburkan anda, bagaikan debu yang berterbangan tertiup angin, penuh dengan kotoran.
  6. Sesungguhnya mereka yang tanpa kepercayan, tanpa perbuatan baik, dan tanpa kasih sayang berkeadaan sama dengan orang yang telah mati.
  7. Orang yang tidak percaya pada keesaan Tuhan, wahyu kitab Suci, dan keberadaan orang suci; mereka sesungguhnya hanyalah memelihara fisiknya belaka, mereka sibuk menumpuk harta kekayaan dengan cara jahat, mereka diperbudak oleh kesenangan-kesenangan duniawi tanpa hirau akan hari esok dan kebahagiaan orang lain. mereka ini sungguh mengabaikan kepuasan bagi rohaninya.
PERKATAAN
  1. Ada dua hal yang membuat orang menjadi terpuji, petama tidak mengucapkan kata-kata kasar; kedua tidak berpikir untuk melakukan perbuatan jahat.
  2. Hendaknya perkataan selalu terarah pada sesuatu yang membawa kebaikan, namun hendaknya janganlah disesumbarkan atau dibicarakan secara berlebih-lebihan dengan maksud pamer, sebab pikiran baik jika dibicarakan dengan cara gembar-gembor dan berlebih-lebihan dapat menimbukan perasaan benci dari orang yang mendengarkannya.
  3. Jika perkataan itu muncul dari pikiran yang baik, dan cara pengungkapkannya juga dengan cara yang baik, maka kesenangan itu pasti dapat diperoleh. Sebaliknya meskipun maksudnya baik namun salah cara mengungkapkannya, tentulah akan menimbulkan duka nestapa bagi yang mendengarkannya.
  4. Perkataan yang tidak baik bagaikan anak panah yang dilepaskan dari busurnya, ia dapat melukai dan menembus hati orang yang mendengarkan, oleh karenanya kuasailah diri dengan mengendalikan kata dan bahasa.
  5. Demikian kuatnya efek dari perkataan, ia dapat menyakiti orang hingga kesumsumnya, oleh karena itu mereka yang bajik dan benar akan menghindar dari perkataan menghujat, mengecam, dan kata-kata jahat lainnya.
  6. Hutan yang semua pohonnya ditebang dapat tumbuh kembali dengan cepat, namun hati yang telah disakiti oleh perkataan, tersiksa dalam jangka waktu yang sangat lama.
  7. Janganlah menghina dan mencerca orang-orang yang cacat fisiknya, mereka yang buta huruf, orang yang hidup dalam kesengsaraan, orang sakit, orang yang tercela dan hina, orang yang tertimpa kecelakaan, orang miskin, orang bodoh; demikian juga janganlah mencela orang yang penakut, orang yang terkena aib ataupun yang diaibkan, janganlah kamu menghina makhluk-makhluk yang ada disemesta ini, sekalipun yang dianggap menjijikkan.
  8. Oleh karena itu, orang bijaksana yang berpegangteguh pada kebajikan dan kebenaran, tidak akan mencaci, tidak memfitnah, tidak mencela dan tidak berkata bohong. Manusia hendaknya selalu mempergiat dirinya dalam mengendalikan ucapannya dan selalu menjaga agar orang lain tidak terluka oleh ucapannya.
  9. Mereka yang memuji-muji orang tatkala berhadapan namun mencelanya dibelakang, mereka yang seperti ini adalah manusia behati keji dan akan dijauhkan dari kebahagiaan di dunia maupun di akherat.
  10. Oleh karena itu janglah kamu sekali-kali mengumpat orang, jangan mendengarkan umpatan orang, jauhkanlah diri dari situasi seperti ini (umpat-mengumpat).
  11. Orang yang jahat sekalipun takut hatinya kepada para pendusta dan pada mereka yang tempramental; sebab tiada bedanya mereka itu dengan ular yang dapat melahap anda secara dam-diam atau dengan bisanya yang mematikan.
KEBENARAN
  1. Sesungguhnya racun dan obat itu letaknya berdekatan dan semuanya ada dalam diri. Mereka yang bodoh dan gemar dengan kejahatan akan memperoleh racun, sebaliknya mereka yang teguh pada pelaksanaan kebajikan dan kebenaran niscaya akan memperoleh obat kehidupan/amerta.
  2. Persembahan kurban, amal sedekah, janji berpantang/sumpah batin, semua itu dapat membebaskan orang dari kesengsaraan hidup dan kemalangan; namun semua yang telah disebutkan di atas masih kalah oleh nilai kebajikan dan kebenaran dalam mencerahkan batin.
  3. Diantara kelahiran, mereka yang mengabdikan dirinya pada kebenaran adalah yang utama; diantara yang bersinar mataharilah yang paling terang; dalam anggota badan kepalalah yang paling utama; jika dalam perbuatan, pelaksanaan kebajikan yang berlandaskan pada kebenaran itulah yang mengatasi semuanya.
  4. Orang yang tidak menepati janji hingga membuat orang lain bersedih hati sungguhnya tidak memiliki ketakutan akan siksa neraka, hendaknya janganlah mengobral janji jika tidak yakin dapat menepatinya.
  5. Ucapkanlah selalu kata-kata yang mengandung kebenaran, jangan mengucapkan kata-kata yang dapat melukai hati orang dan jangan mengumpat. Ucapkanlah selalu kata-kata yang bermanfaat, jangan mengucapkan kata-kata kasar, jangan kata-kata yang dipengaruhi oleh kemarahan, jangan kata-kata egois, jangan kata fitnahan, dan janganlah mengucapkan kata-kata yang bermakna jahat lainnya.
  6. Mereka yang cinta kebenaran tidak akan pernah berbohong, mereka akan selalu dengan jujur menyampaikan apa yang diketahuinya, orang seperti inilah disebut mencintai kebenaran
  7. Sesungguhnya kebenaran itu tidak selalu berada pada perkataan benar dan kesaksian jujur, jika ada orang yang berkata benar dan jujur namun menyebabkan kesengsaraan dan kematian makhluk hidup, perkataan seperti ini bohong namanya. Apabila ada orang yang berkata tidak benar dan tidak jujur demi menyelamatkan makhluk hidup dari kesengsaraan dan kematian, sesungguhnya mereka ini dikatagorikan sebagai orang bijaksana yang berkata benar dan jujur.
  8. Usahakanlah selalu kesejahteraan makhluk hidup di semesta ini, karena hanya dengan tetap terpeliharanya kesejahteraan dan kelangsungan hidup mereka itulah keberadaan dan keterjagaan semesta ini tetap terjamin.
TIDAK MEMBUNUH DAN MENYAKITI
  1. Jika orang sayang akan hidupnya, apa sebabnya mereka ingin membunuh makhluk lain, mereka sungguh tidak memakai ukuran dirinya. Jika orang selalu berharap kesenangan dan kedamaian, semestinya mereka terlebih dahulu memberi kesenangan dan kedamaian itu kepada yang lainnya.
  2. Sesungguhnya tubuh yang telah ditinggal oleh rohnya, tidak lagi memiliki kegunaan bagi yang lainnya, menyadari akan hal ini kenapa kita masih memelihara tubuh ini dengan cara membunuh makhluk-makhluk lainnya.
  3. Badan wadag yang telah mati akan menjadi abu, santapan ulat-ulat, atau hanya menjadi bangkai busuk yang dijauhi orang, menyadari hal ini kenapa manusia masih memelihara tubuhnya dengan cara membunuh lalu memakan bangkai-bangkai makhluk lainnya.
  4. Singkat kata usahakanlah kesejahteraan makhluk hidup itu, segala perkerjaan anda akan menjadi tanpa guna jika melalaikan kesejahteraan makhluk lainnya, meskipun anda melakukan pekerjaan berat atau ringan usahakanlah selalu kesejahteraan bagi yang lainnya.
  5. Seekor kijang beranak satu dua, sedangkan srigala beranak enam bahkan hingga tujuh ekor. Anak kijang memiliki peluang hidup lebih besar karena jarang yang mati, sedangkan anak srigala seiring waktu akan banyak yang mati. Demikian juga manusia, mereka yang memakan makanan dengan cara tidak membunuh makhluk lain berpeluang hidup lebih panjang dibanding mereka yang membunuh makhluk hidup untuk makanannya.
  6. Orang yang memperoleh kesejahteraan lahir batin adalah mereka yang tidak menyakiti makhluk lain, tidak menyiksa dan tidak membunuh. Mereka yang ingin memperoleh kesenangan lahir batin hendaknya selalu berusaha memberi kesenangan bagi makhluk-makhluk lainnya.
  7. Orang yang tidak menyakiti, menyiksa, dan membunuh makhluk lain, segala sesuatu yang dicita-citakannya, segala sesuatu yang menjadi tujuan hidupnya, keinginan dan kehendaknya, akan dapat dengan mudah tercapai tanpa diikuti penderitaan.
  8. Jika ingin terlahir menjadi manusia rupawan, tanpa cacat, umur panjang, memperoleh kepandaian, keberanian, kesaktian, atau pengetahuan utama, janganlah menyiksa dan membunuh makhluk hidup lain.
  9. Orang yang melindungi makhluk hidup dari rasa takut, penyiksaan, dan kematian; mereka yang senantiasa berbelas kasih pada makhluk hidup akan mendapat balasan keselamatan dari segenap makhluk hidup disemesta ini, baik keselamatan di alam fana maupun di alam akherat nantinya.
  10. Memberi makanan kepada makhluk tentulah lebih rendah nilainya dibanding memberikan kasih sayang dan kebebasan hidup kepadanya.
  11. Kehidupan jauh lebih berharga dibanding apapun, maka dari itu hargailah hidup segala makhluk dengan mengasihi mereka, hendaknya manusia menghargai makhluk lain seperti ia menghargai dirinya.
  12. Mereka yang tidak dirasuki kemarahan, teguh pada kebenaran, tidak membunuh, tidak berbuat jahat, selalu berkelakuan suci; mereka yang seperti ini akan berumur panjang dikehidupan sekarang pun kelak dikelahiran berikutnya.
  13. Mereka yang kejam dan bengis pada makhluk lain akan berumur pendek, dan kelak dikehidupan berikutnya mereka akan lahir sebagai manusia berpenyakitan atau menjadi penyandang cacat.
MENCURI
  1. Mereka yang menggelapkan, mereka memeras, mereka yang mencuri, mereka yang merampok harta, kesenangan, dan kebenaran orang lain akan hidup dalam kenistaan, rasa was-was, dan ketakutan sepanjang hidupnya, sekarang maupun kelak dikelahiran mereka yang berikutnya.
  2. Mereka yang tidak melakukan perbuatan-perbuatan keji dan jahat, akan tetap merasa aman dan tenteram di tempat yang paling membahayakan sekalipun, mereka akan senantiasa dilindungi oleh perbuatan-perbuatannya yang bajik dan benar.
  3. Orang umum menyatakan bahwa harta adalah uang, emas, barang berharga, dll; tapi bagi orang bijak harta yang sesungguhnya adalah kewelasasihan, perbuatan yang tidak menyakiti dan membunuh, kejujuran, perkataan yang benar dan kebajikan; harta seperti inilah yang tidak akan pernah dapat dicuri oleh para pencuri.
  4. Utamakanlah untuk menolong orang-orang yang sedang sakit, teraniaya, butuh perlindungan dan miskin.
MEMPERKOSA
  1. Perbuatan memperkosa jangan hendaknya dilakukan oleh orang yang tidak ingin hidupnya berumur pendek.
  2. Orang yang ingin menjadi arif bijaksana, berkesusilaan, berilmu pengetahuan utama, dan bagi mereka yang ingin berumur panjang, jangan pernah berpikir untuk melakukan pemerkosaan.
  3. Mereka yang tidak takut bencana boleh memikirkan untuk bersenggama dengan istri orang; namun bagi yang takut akan datangnya bencana jangan sekali-kali berpikir untuk bersetubuh dengan istri oang lain.
KESUSILAAN
  1. Janganlah dibiarkan pikiran, kata-kata dan perbuatan untuk melakukan hal-hal yang buruk. Kebaikan akan dibalas kebaikan sedangkan kejahatan pasti berpahala celaka dan kenistaan.
  2. Jangan berpikir untuk mebunuh, jangan berkata-kata untuk membunuh, dan jangan melakukan perbuatan membunuh. Pikiran, perkataan, dan perbuatan hendaknya selalu dilakukan demi kasih sayang dan kebajikan.
  3. Karena sesungguhnya manusia diciptakan untuk melakukan kebajikan, kebenaran dan kesusilaan; mereka yang taat akan mampu memahami tujuan dari diciptakannya semesta raya ini oleh Tuhan.
  4. Ketiga dunia akan tunduk dan dapat dikuasai oleh orang yang beretika dan bertatasusila baik, tidak ada sesuatu apapun yang tidak dapat dicapai oleh orang yang teguh dan taat pada susila dan etika.
  5. Manusia menjadi utama karena kesusilaannya dan sesungguhnya kelahiran manusia bertujuan untuk melaksanakan kesusilaan itu; kekuasaan dan kebijaksanaan menjadi tanpa guna jika tidak dijabarkan dengan tindakan-tindakan yang susila.
  6. Walau agamawan yang telah lanjut usia sekalipun, jika ia tidak memiliki perilaku susila, untuk apa disegani; biarpun ia orang miskin dan dianggap hina, jika perilakunya susila ia sungguh patut dihormati dan disegani.
  7. Kebenaran dan kebajikan dijaga dengan perilaku yang baik; sastra-sastra suci dijaga dengan keteguhan hati dan pikiran; kerupawanan fisik dijaga dengan kebersihan; sedangkan kelahiran mulia dijaga dengan budi pekerti dan susila yang baik.
  8. Orang keturunan mulia dikenal melalui tingkahlakunya yang baik; walaupun asal-usul keterunan seseorang telah hilang termakan jaman, melalui kelakuannya yang susila pastilah ia keturunan orang-orang mulia.
  9. Walaupun keturunan dari agamawan mulia, keturunan dari ilmuwan pandai, semua menjadi sia-sia dan tanpa guna apabila berkelakuan jahat.
  10. Tiada sanak dan keluarga yang dapat membebaskan orang dari rasa sedih, pun tidak juga emas, kelahiran mulia, sastra-sastra, ataupun mantra-mantra; kesedihan hanya dapat dilenyapkanoleh diri sendiri melalui tindakan penuh susila.
  11. Mereka yang suka memberi pengetahuan kepada orang bodoh, menghibur orang yang sedang dirundung duka dan kesedihan, melindungi orang yang ketakutan dan terancam, suka membantu kesusahan orang-orang miskin; mereka yang seperti ini akan dimuliakan dalam hidup dan matinya.
  12. Biarpun orang itu pernah menjahatinya, pernah menghina, membuat sengsara, jika mereka datang padanya untuk minta pertolongan, akan tetap ditolong oleh orang yang berbudi luhur dan utama.
SEDEKAH
  1. Produsen berhubungan dengan distibutor dan konsumen; dokter berhubungan dengan apoteker dan pasien; suami berpasangan dengan istri; sedangkan bagi mereka yang sekarat dan hampir mati sedekah dimasa sehat itulah yang selalu menemaninya.
  2. Sedekah yang dilakukan, pahalanya tidak akan dinikmati oleh ayah, ibu, atau sanak saudara lainnya, kebajikan itu akan dinikmati oleh si pelaku sedekah itu sendiri.
  3. Yang disebut sedekah oleh orang suci bijak adalah sifat yang tanpa iri dan dengki, serta ketaatan pada kebajikan dan kebenaran; sebab dari perilaku yang mulia itu akan diperolehlah pahala yang melimpah ruah.
  4. Orang suci berkata: “kenikmatan hidup dibumi adalah pahala dari sedekah; kebijaksanaan dan kesadaran adalah pahala bakti kepada orang tua, sedangkan tindakan yang tidak membunuh dan menyiksa makhluk hidup menyebabkan umur panjang”
  5. Diantara apapun di bumi ini, sangatsulitlah untuk bersedekah, sebab harta itu diperoleh dari hasil kerja keras; walau sesulit apapun janganlah pernah lupa untuk bersedekah.
  6. Orang-orang utama adalah orang yang dengan suka rela memberi sedekah kepada orang-orang yang memerlukan, tidak perduli besar ataukah kecil pemberian itu.
  7. Tujuan utama dari harta dan kekayaan rahmat Tuhan adalah untuk disedekahkan, namun apabila sedekah itu digembar-gemborkan, hilanglah makna dari sedekah yang dilakukan.
  8. Mereka yang berpengetahuan, akan merelakan harta kekayaannya untuk kepentingan dan kesejahteraan umum, bahkan bila perlu nyawanyapun akan dikorbankan; mereka yang berpengetahuan menyadari bahwa tiada yang kekal dalam hidup ini, maka dari itu demi kepentingan dan kesejahteraan umum, jangankan harta, nyawa akan rela diserahkannya.
  9. Ada orang dapat mempertahankan kekayaan dalam jangka waktu yang lama, yang lainnya hanya sekejap menjadi kaya; yang lama pasti panjang amal sedekahnya, sedangkan yang hanya sekejap tentu sekejap pula amal sedekahnya. Maka dari itu janganlah kikir, lakukan sedekah semampunya, dan nikmatilah kekayaanmu dalam jangka waktu yang lama.
  10. Pernikahan berguna untuk melanjutkan keturunan, kitab suci berguna untuk menuntun pada kebajikan dan kebenaran, sedangkan kekayaan itu boleh dinikmati; selebihnya disedekahkan.
  11. Apagunanya harta kekayaan itu dinikmati jika tanpa adanya sedekah, apagunanya kesaktian jika tidak untuk mengalahkan musuh, apagunanya sastra-sastra itu jika tidak untuk menuntun pada perbuatan bajik dan benar, apagunanya juga kebijaksanaan jika tidak untuk menaklukkan hawanafsu yang negatif.
  12. Maka dari itu, orang kaya yang tidak melakukan sedekah, sesungguhnya ia telah mati dalam hidupnya, hanya lantaran masih bernafas saja ia dikatakan hidup.
  13. Jika tidak memiliki kekayaan materi, ciptakanlah rasa aman bagi makhluk hidup, sebab jika seseorang dapat membuat makhluk hidup terhindar dari ketakutan, inilah bentuk sedekah yang dapat mengalahkan sedekah-sedekah yang lain.
  14. Sedekah dapat dilakukan kapanpun, dimanapun, dan dalam bentuk apapun. Sedekah tanah, sedekah kesempatan, wahyu suci, harta benda, dll.
  15. Sedekah makanan dan minuman kepada orang yang kelaparan dan kehausan, sedekah selimut dan pakaian kepada orang yang kedinginan, nilainya sama dengan sedekah dalam bentuk harta kekayaan.
  16. Dipercaya sedekah akan mendatangkan pahala yang besar apabila dilakukan ketika matahari berada di bagian paling selatan katulistiwa, ketika matahari berada dibagian paling utara katulistiwa, ketika matahari berada tepat digaris katulistiwa, pada saat gerhana bulan dan gerhana matahari.
  17. Sedekah yang tepat dan diberikan kepada orang yang tepat sudah pasti akan mendatangkan pahala yang besar, sedangkan sedekah yang tidak tepat dan diberikan kepada orang yang tidak tepat, walaupun dalam jumlah yang besar, akan mendatangkan pahala yang kecil. Intinya, besar kecil pahala tidak tergantung pada besar kecil sedekah, tapi pada tepat atau tidaknya sedekah itu.
  18. Jangan bersedekah kepada orang yang jahat dan kejam, jangan menggembar-gemborkan sedekah yang dilakukan. Jangan menerima sedekah dari orang jahat dan kejam, serta jangan pula berlindung kepadanya.
  19. Sedekah jangan diberikan secara ngawur, jika ingin bersedekah hendaknya berusahalah mencari orang yang benar-benar pantas menerimanya.
  20. Pahala yang besar akan segera didapatkan jika sedekah diberikan kepada orang miskin yang baik, orang-orang yang hidup kelaparan, dan kepada orang yang benar-benar memerlukan bantuan.
  21. Hendaknya sedekah diberikan bukan karena ingin mendapatkan pujian, bukan karena rasa takut, dan tidak menyimpan motif atau tujuan-tujuan tertentu.
  22. Jika ayah dan ibu meminta pemberian, jangankan dalam bentuk harta, nyawapun hendaknya dikorbankan saja.
  23. Hutang kepada orang tua tidak akan terbalaskan, walaupun si anak berusaha membalasnya setiap hari dalam seratus tahun. Sebab demikian banyak penderitaan, pengorbanan, dan usaha-usaha yang dilakukan oleh ibu dan ayah untuk membesarkan anak-anaknya.
  24. Hanya orang miskinlah yang patut diberikan sedekah, bukan kepada orang kaya. Seperti halnya obat hanya pantas diberikan kepada mereka yang sakit, menjadi tiada guna jika diberikan kepada yang sehat.
  25. Jika ada orang miskin, namun lantaran malu, ia tidak mau meminta sedekah; sang dermawan haruslah berusaha agar si miskin itu mau meminta dan menerima sedekahnya.
  26. Jangan sekali-kali marah kepada orang yang meminta sedekah, jangan mengusirnya, jangan menolak untuk memberi sedekah walau mungkin yang meminta sedekah itu dianggap hina oleh masyarakat, bahkan sedekah yang diberikan kepada anjingpun tidak akan sia-sia.
  27. Jangan gegabah mencela dan menolak kedatangan orang yang meminta sedekah, jangan pernah menolak harapan-harapan mereka; sebab seorang peminta-minta dengan harapannya akan sedekah, ia berkeadaan sama dengan seorang guru yang datang dengan ajaran tentang kebajikan dan kebenaran. Mereka yang datang meminta sedekah layaknya matahari yang datang setiap hari untuk menghilangkan kegelapan; bagaikan seorang tukang bersih kaca yang bertugas setiap hari untuk membersihkan kaca dari debu-debunya.
  28. Tidak ada dosa yang lebih besar dari orang yang berkata ‘tidak’ kepada orang yang meminta sedekah, bahkan dosa mereka yang berkata ‘tidak’ akan ditambahkan dengan dosa dari si peminta-minta itu.
  29. Orang miskin yang datang meminta sedekah kepada si kaya sesungguhnya adalah cermin guru yang bijaksana, sebab kedatangan si miskin seolah-olah menasehati si kaya agar menjaga hartanya dengan sedekah; sebab jika si kaya menjadi kikir, kekayaannya akan hilang dan ia akan menjadi miskin.
  30. Janganlah selalu memikirkan adanya pahala atau tidak adanya pahala saat bersedekah, hendaknya sedekah dilakukan semampu yang bisa dilakukan dan sedekah diberikan dalam bentuk yang layak disedekahkan. Sedekah seperti ini pasti berpahala.
  31. Adapun puncak dari sedekah adalah dalam bentuk emas (harta), sapi (ternak) dan tanah (tempat hunian atau tempat bercocok tanam). Sedekah seperti ini akan melenyapkan malapetaka dan mengantar ke surga.
  32. Hendaknya sedekah yang diberikan berupa uang atau barang-barang berharga, seperti emas, perak, permata, kain, dan tanah. Yang seperti inilah patut disedekahkan.
  33. Jika menyedekahkan lembu bule (ternak) hendaknya tanduk lembu tersebut dihiasi dengan emas beserta sebuah bejana dari kuningan untuk penampung susunya. Sedekah seperti ini akan menjadi nandini (lembu yang dapat memenuhi segala keinginan) di alam akherat nantinya.
  34. Jika yang disedekahkan dalam bentuk rempah-rempah (obat-obatan), dupa, harum-haruman (sarana sembahyang), pakaian atau kain, mereka yang melakukan sedekah seperti ini kelak akan terlahir menjadi orang yang berwajah tampan dan berfisik sehat.
  35. Inilah sedekah yang mudah cara memperolehnya, minyak, umbi-umbian (bahan makanan), air, lulur kaki, atau alat penerangan; mereka yang bersedekah seperti ini akan hidup senang, tenteram dan damai dengan sanak keluarganya.
  36. Jika ada orang yang memberikan sedekah air kepada orang-orang yang sedang kehausan, diakherat ditempat yang paling sulit airpun mereka yang bersedekah air tidak akan pernah kekurangan air.
  37. Adapun orang yang menyedekahkan penerangan kepada orang yang sedang melakukan perjalanan malam, kelak dikehidupan berikutnya akan memiliki mata yang bercahaya, wajah yang berseri dan karisma yang kuat.
  38. Jika ada orang yang menyedekahkan payung kepada orang yang kehujanan, dialam akherat mereka ini akan dipayungi oleh para bidadari/bidadara.
  39. Jika ada orang yang menyedekahkan alas kaki kepada orang yang sedang berjalan dan kepanasan, di alam akherat ia akan dihormati oleh para Dewa.
  40. Besar kecil pahala dari sedekah dan derma, bukanlah disebabkan oleh banyak atau kurangnya jumlah yang dikorbankan, namun ikhlas atau tidak ikhlas hati dari sipemberi kala itu.
  41. Barang yang disenangi, barang yang disayangi, barang-barang yang berharga, barang yang berkeadaan seperti inilah yang paling baik untuk disedekahkan.
  42. Sedekah yang diberikan dengan tanpa diminta terlebih dahulu tergolong sedekah tingkat utama, sedangkan sedekah yang diberikan lantaran ada permintaan tergolong sedekah dalam tingkatan menengah.
  43. Sedekah yang diberikan dengan tidak tulus ikhlas, terpaksa, atau dengan kata-kata kasar/hinaan tergolong sedekah tingkat rendah dengan pahala sangat sedikit.
  44. Sedekah yang diberikan dengan motif/syarat tertentu (negatif) dan dilakukan dengan tidak tulus ikhlas adalah sedekah dalam tingkatan hina dan tidak ada pahalanya.
  45. Untuk berlatih, sedekahkanlah terlebih dahulu barang-barang yang kurang berharga, berikutnya barang berharga, setelah terbiasa barulah menyedekahkan barang-barang yang sangat berharga dan anda sukai.
  46. Apabila seseorang menasehati orang lain untuk bersedekah, sedangkan ia sendiri tidak melakukannya, maka apa yang dicita-citakannya, apa yang diidam-idamkannya tidak pernah akan terwujud.
  47. Jika ada orang bertekad dan berjanji untuk berbuat kebajikan (berdana/bersedekah), lalu ia tidak menepati janjinya itu, maka akan hilanglah pahala hasil dari sembahyangnya dan pahala dari amal dan jasanya.
  48. Pahala dari ketekunan memuja Tuhan dapat hilang seketika jika tidak menepati janji untuk bersedekah.
  49. Pahala dari amal dan jasa yang dilakukan seketika akan hilang jika tidak menepati janji untuk bersedekah.
  50. Mereka yang dalam hidupnya tidak melakukan perbuatan-perbuatan bajik dan benar akan takut menghadapi kematian, namun sebaliknya mereka yang telah melakukan perbuatan bajik dan benar justru akan merindukan datangnya kematian dihari tuanya.
  51. Orang yang belum melakukan perbuatan bajik dan benar dalam hidupnya, seringkali dapat tidur pulas. Masihkah mereka dapat tidur pulas, jika merenungi dan memahami apabila kematian itu dapat merenggut hidupnya setiap saat?
  52. Apabila ada yang mendermakan makanan dengan tulus ikhlas, kepada orang yang sedang kelelahan, haus dan lapar; mereka akan memperoleh pahala yang besar dekemudian hari.
  53. Jika ada orang yang hidup miskin, sering kelaparan namun malu untuk meminta bantuan, lalu ada orang yang tanpa dengan diminta membantu mereka, amat besarlah pahala yang akan diperoleh si dermawan dikemudian hari.
  54. Sedekah makanan bagi mereka yang kelaparan dan kehausan dapat mengeyangkan seketika itu juga, bagi yang memberi sedekah, pahalanya dapat dinikmati seketika itu juga melalui ungkapan terimakasih yang tulus dari yang dibantunya dan menimbulkan perasaan senang dihati si pemberi dan sipenerima.
  55. Bagi yang bersedih hati hiburlah, kepada yang kelelahan sediakan tempat istirahat; bagi yang kehausan berilah minuman, kepada yang kelaparan berilah makanan.
  56. Apapun bentuk pemberian, derma, ataukah sedekah, hendaknya selalu disertai dengan tutur kata yang manis, sapaan yang ramah, dan ketulus ikhlasan hati.
  57. Tiga yang akan selalu tersedia di rumah orang yang baik budi, diantaranya: 1)makanan; 2) keramahan; dan 3) perlindungan.
  58. Mereka yang tidak melakukan yadnya/persembahan kehadapan Tuhan dan mereka yang tidak menjamu orang-orang yang bertamu ke rumahnya, manusia yang seperti ini tidak ada bedanya dengan raksasa.
  59. Kesenangan yang diperoleh hendaknya dinikmati bersama, makanan yang dimiliki hendaknya dinikmati bersama, keputusan hendaknya diambil bersama, demikian juga permasalahan hendaknya dipecahkan bersama; sungguh akan terasa janggal bangun paling dulu sementara yang lain masih tidur pulas.