IMPLEMENTASI
NORMA-NORMA ATAU HUKUM HINDU PADA
MASYARAKAT HINDU BATAK KARO
Dahulu
kala keseluruhan aspek kehidupan orang Batak diatur oleh dan didalam adat.
Gunanya ialah untuk menciptakan keteraturan didalam masyarakat. Kegiatan
sehari-hari didalam hubungan sesama orang Batak selalu diukur dan diatur
berdasarkan adat. Namun, keterbukaan akan suku bangsa lain dan membawa
budayanya misalnya melalui asimilasi dan akulturasi (proses percampuran dua
budaya atau lebih) , dan agama yang melarang untuk terlibat dalam adat
mempengaruhi sikap pada adat dan tradisi membuat cenderung semakin goyang.
Artinya, muncul sikap tidak lagi membutuhkan adat istiadat warisan nenek
moyang, meskipun masih banyak yang mematuhi dan melaksanakan adat bahkan
dibeberapa suku Batak masih membutuhkannya didalam pengaturan masyarakat, dan
kenyataan dapat diharapkan sebagai suatu alat pemeliharaan moral.
Orang
Batak mengenal 3 (tiga) tingkatan adat yaitu:
1.
Adat Inti, adalah seluruh kehidupan yang
terjadi (in illo tempore) pada permulaan penciptaan dunia oleh Dewata Mulajadi
Na Bolon. Sifat adat ini konservatif (tidak berubah).
2.
Adat Na taradat, adat yang secara nyata dimiliki
oleh kelompok desa, negeri, persekutuan agama, maupun masyarakat. Ciri adat ini
adalah praktis dan flexibel, setia
pada adat inti atau tradisi nenek moyang. Adat ini juga selalu akomodatif dan
lugas menerima unsur dari luar, setelah disesuaikan dengan tuntunan adat yang
asalnya dari Dewata.
3.
Adat Na niadathon, yaitu segala adat yang sama sekali
baru dan menolak adat inti dan adat na taradat, adat na diadatkan ini merupakan
adat yang menolak kepercayaan hubungan adat dengan Tuhan, bahkan merupakan
konsep agama baru (Kristen, Islam dll)yang dipandang sebagai adat, yang justru
bertentangan dengan agama asli Batak atau tradisi nenek moyang. (Bangun, 1999).[1]
Berdasarkan
ketiga tingkatan adat tersebut diatas. Adat yang sekarang dilakoni orang Batak
adalah Adat tingkat kedua. Namun dibeberapa bagian kelompok Batak sudah
mendekati tingkat ketiga
Selengkapnya Download => http://www.ziddu.com/download/21538155/HinduBatakKaro.pdf.html[1] Bangun, P. 1999. Kebudayaan Batak. Dalam Koentaraningrat (ed.), Manusia dan Kebudayaan di Indonesia. Jakarta: Penerbit Djamabatan.