HINDU SOPOYONO: Mantra Sembahyang atau Doa Agama Hindu
OM SVASTI ASTU - SELAMAT DATANG DI SOPOYONO BLOGSPOT
“Aku hendak membagikan apa yang kudengar – itupun jika kau mengizinkan!”

Minggu

Mantra Sembahyang atau Doa Agama Hindu


Mereka yang selalu menempatkan Aku dalam hatinya dan yang selalu mengabdi kepada-Ku dengan penuh kecintaan, akan Kutanggung bebannya dan Kuberi apa yang mereka butuhkan.


Di dalam segala jenis kurban suci, japa yang artinya mengulang-ulang nama suci Tuhan merupakan kurban suci tertinggi (Bhagavad-gita 10.25), ..di antara getaran-getaran suara Aku adalah Om yang bersifat rohani, .. di antara kurban suci Akulah Japa, pengulang-ulangan nama suci Tuhan..
Bhagavad-gita 10.35 : ”..Diantara semua mantra, Akulah Gayatri..”

“Mungkin engkau tidak dapat melakukan latihan rohani yang keras seperti meditasi, tapa, yoga, dan sebagainya. Cukuplah jika engkau mengidungkan nama Tuhan. Jangan melakukan latihan yang tidak engkau mengerti. Ambillah jalan yang paling mudah yaitu namasmarana (pengulangan Nama Tuhan / Bhajan)”.

-Bhagavan Sri Sathya Sai Baba –
Kata bhajan berasal dari kata “bhaj” yang berarti memuja, menyembah, bersujud, dan terikat pada Tuhan. Bhajan diartikan sebagai kegiatan pemujaan ke hadapan Tuhan dengan mencantingkan/menyanyikan lagu-lagu suci yang di dalamnya sarat dengan nama-nama Tuhan. Lagu-lagu Bhajan biasanya dinyanyikan dilakukan oleh beberapa atau banyak orang secara bersama-sama di suatu tempat / center dengan irama lagu yang indah.
————————————————–
Sedangkan Sembahyang atau Doa dengan mantra suci di dalam Agama Hindu  salah satunya yang tertinggi adalah Mantra Gayatri yang dipanjatkan 3 kali sehari, pagi / subuh, siang dan sore menjelang malam, namun tidak dibatasi hanya 3 kali sehari saja. Mantra bisa diucapkan bersuara atau diucapkan di dalam hati  sambil menghayati makna / arti mantra tersebut yang ditujukan kepada cahaya cemerlang Tuhan Yang Maha Esa, mantra diulang-ulang beberapa kali (japa), idealnya 108 kali. Umumnya mantra ini dilakukan secara pribadi, lebih baik dilakukan pada waktu dan tempat yang sama / teratur, misalnya kalau setiap pagi selalu dilakukan tepat jam 5 pagi, sore harinya tepat jam 6 petang.

Posisi japa mantra bisa duduk bersila / bersimpuh, duduk di kursi atau berdiri, bisa menggunakan Japa Mala (Tasbih) menghadap timur atau utara. Atau pagi hari menghadap timur, siang utara dan petang menghadap barat. Bagus menghadap ke timur karena matahari terbit dari timur serta menghadap searah dengan putaran bumi yang juga ke timur.

Namun kita tidak boleh memperlakukan Mantra Gayatri secara sembarangan, hati kita harus selalu murni dan di tempat yang suci dan melafalkan mantra dengan benar serta pemahaman arti mantra.
Mantra ini mempunyai potensi yang tidak terbatas dan merupakan formula yang penuh vibrasi. Mantra Gayatri mempunyai kekuatan yang luar biasa dan tidak terhingga, kekuatan yang sungguh menakjubkan, Gayatri menyelamatkan orang yang mengucapkannya. Mantra Gayatri ditujukan kepada Tuhan yang imanen transenden (Tuhan yang berada dalam kesadaran segala makhluk dan segala sesuatu, tetapi juga melampaui sesuatu).

Mengidungkan Mantra Gayatri membentuk, mengembangkan dan mempertajam kecerdasan dan kemampuan akal budi manusia.

Orang yang mengucapkan Mantra Gayatri secara teratur dengan penuh keyakinan akan memperoleh faedah seperti berikut:
Mantra Gayatri membebaskannya dari berbagai penyakit, menangkis atau mencegah segala kesengsaraan, penghapus dosa dan pengabul segala keinginan.
Para ilmuwan barat telah menemukan bahwa bila Mantra Gayatri diucapkan dengan aksen yang benar, lingkungan sekitarnya tampak diterangi oleh vibrasi yang ditimbulkan oleh mantra tersebut.

Om Bhur Bvah Svah
Tat Savitur Varenyam

Bhargo Devasya Dimahi
Diyoyonah Pracodayat

artinya:
Ya Tuhan  yang memenuhi seluruh alam semesta,
Engkaulah Tuhan yang kami sembah, asal semua ciptaan,
Kami bermeditasi ke arah Cahaya CemerlangMu,
Terangilah budhi kami. *
————————————————–

* Buddhi atau akal budi adalah kemampuan timbang menimbang, kecerdasan, intuisi, intelek, kearifan, yang bisa mengendalikan pikiran, sehingga pikiran diharapkan mengendalikan panca indra, serta keputusan dan tindakan yang akan diambil juga dari pertimbangan akal budi, mempertimbangkan akibat baik buruknya di masa depan.


Karena selain Atma yang memang adalah diri sejati, maka dari badan kita .. sebagai alat.. Buddhi lah yang paling halus atau paling tinggi (yang paling “dekat” dengan Atma, Cahaya Cemerlang yang sama).
————————————————–
Mantra ini juga bisa digunakan untuk mantra sebelum makan, sebelum tidur dan bangun tidur setidaknya 1 kali mantra.
Japa akhiri dengan : Om Shanti Shanti Shanti Om
Kita harus mengucapkan Shanti 3 kali, santih untuk memberikan kedamaian batin pada tiga hal dalam diri kita: badan, pikiran/budi/intelek, dan jiwa. Tentunya harus didukung oleh tingkah laku hidup sehari-hari yang baik (Dharma), atau bila kita berniat akan sembahyang Gayatri dll. tentu kita sudah dalam keadaan positif atau jauh dari fikiran dan perbuatan yang tidak baik.
————————————————–
Roh/Atma tidak dilahirkan, walaupun badan dilahirkan. Roh tidak berawal tidak berakhir. Roh itu kekal.

Sumber bahagia dan cinta adalah Atman/Brahman/Tuhan, jadi surgawi tertinggi dan abadi adalah Alam Rohani (Moksa), bukan dari persepsi badan. Menurut Bhagavad Gita, surgawi dari persepsi badaniah hanya dinikmati sampai pahala kita habis.

Badan itu dilahirkan, oleh karena itu akan berakhir kepada kematian. Jadi surgawi menurut persepsi badaniah adalah sementara.

Untuk mencapai surgawi Rohani dilakukan pelepasan ikatan badaniah, inilah prinsif dasar sembahyang baik Meditasi, Japa, Bhajan, Tapa, Merenung tentang Tuhan, Namasmarana serta Bhakti Yoga lainnya. Mendekat Tuhan .. itu berarti melepaskan ikatan badaniah, material, nafsu, ego.  Syukur, tanpa pamrih, pengorbanan, bekerja untuk kepentingan orang banyak, tidak benci apapun adalah hal-hal dari praktek pelepasan ikatan (ketidakterikatan).

Jadi ketidakterikatan (latihan ketidakterikatan)  itu seharusnya menyatu dalam kehidupan sehari-hari, jadi tidak hanya waktu sembahyang, bekerja dan aktifitas lainnya yang positif tapi tidak terikat, artinya tidak terikat dengan hal yang sementara tetapi terikat dengan yang abadi (Tuhan, Brahman, Atman).
————————————————–
Bhagavad-gita 2.20
Tidak ada kelahiran maupun kematian bagi sang roh pada saat manapun.
Dia tidak diciptakan pada masa lampau, ia tidak diciptakan pada
masa sekarang, dan dia tidak akan diciptakan pada masa yang akan
datang. Dia tidak dilahirkan, berada untuk selamanya dan bersifat
abadi. Dia tidak terbunuh apabila badan dibunuh.

Bhagavad-gita 10.20
O Arjuna, Aku adalah Roh Yang Utama yang bersemayam di dalam
hati semua makhluk hidup. Aku adalah awal, pertengahan dan akhir
semua makhluk.

Bhagavad-gita 10.11
Untuk memperlihatkan karunia istimewa kepada mereka, Aku yang
bersemayam di dalam hatinya, membinasakan kegelapan yang dilahirkan
dari kebodohan dengan lampu pengetahuan yang cemerlang.


Bhagavad-gita 6.29
Seorang yogi yang sejati melihat Aku bersemayam di dalam semua
makhluk hidup, dan dia juga melihat setiap makhluk hidup di dalam
Diri-Ku. Memang, orang yang sudah insaf akan dirinya melihat Aku,
Tuhan Yang Maha Esa yang sama di mana-mana.

Bhagavad-gita 15.7
Para makhluk hidup di dunia yang terikat ini adalah bagian-bagian
percikan yang kekal dari Diri-Ku. Oleh karena kehidupan yang terikat,
mereka berjuang dengan keras sekali melawan enam indria, termasuk
pikiran.

Bhagavad-gita 4.20
Dengan melepaskan segala ikatan terhadap segala hasil kegiatannya,
selalu puas dan bebas, dia tidak melakukan perbuatan apapun yang
dimaksudkan untuk membuahkan hasil atau pahala, walaupun ia sibuk
dalam segala jenis usaha.

Bhagavad-gita 3.19
Karena itu hendaknya seseorang bertindak karena kewajiban tanpa
terikat terhadap hasil kegiatan, sebab dengan bekerja tanpa ikatan
terhadap hasil seseorang sampai kepada Yang Mahakuasa.

Bhagavad-gita 13.25
Beberapa orang melihat Roh Yang Utama melihat di dalam dirinya
melalui semadi, orang lain melihat melalui pengembangan pengetahuan,
dan orang lain lagi melihat melalui cara bekerja tanpa keinginan
untuk membuahkan hasil atau pahala.